jpnn.com - PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akhirnya menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) asap pasca diterimanya surat status bencana asap, Selasa (25/2) lebih dari 50 persen Kabupaten/Kota di Riau. Dengan demikian penanganan bisa dilakukan dengan meminta bantuan pusat melalui BNPB RI.
Mengingat kondisi cuaca di Februari yang belum terlalu ekstrim, berdasarkan evaluasi dan koordinasi dengan BMKG, cuaca panas ekstrim baru akan terjadi pada Juni mendatang. Salah satu langkah antisipasi agar tidak kembali terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sebagai penyebab asap, Gubri, H Annas Maamun langsung mempersiapkan dini
BACA JUGA: Dirut PDAM Bisa Langsung Dicopot
Salah satunya adalah dengan menyiapkan tim pemadam Karhutla hingga ke desa-desa. Menurut Gubri setiap satu desa akan disiapkan lima orang tim pemadam dan akan diberikan honor oleh Pemprov sebesar Rp300 ribu/bulan.
“Jadi kerjanya hanya mengawal api saja. Ada kebakaran kecil di hutan dan lahan, langsung padamkan. Ini langkah antisipasi sejak dini yang akan kita lakukan,” katanya menjawab Riau Pos kemarin.
BACA JUGA: 20 Tahun jadi Penghulu, Baru ini Pengantinnya Dijoki
Mengenai status Provinsi Riau, memang Pemprov melalui BPBD Riau Sudah menemui Bupati supaya mengeluarkan status tanggap darurat. Karena batas penetapan pusat untuk menetapkan status KLB terhadap suatu Provinsi harus setengah dari jumlah Provinsi yang ada.
“Baru bisa minta bantuan ke pusat, seperti untuk membantu pesawat dan helikopter. Nanti saya keluarkan SK KLB nya,” tegas Annas.
BACA JUGA: Tangkap Pencuri Peralatan BTS Lintas Provinsi
Daerah yang sudah dinyatakan status darurat bencana oleh Bupatinya berdasarkan data yang dihimpun Pemprov kemarin adalah Bengkalis, Rohil, Inhu, Siak, Pelalawan, Meranti, Dumai, dan Inhil. Atas dasar itulah maka Pemprov akan mengupayakan melakukan langkah dengan mengirimkan tim ke pusat melaporkan hal dan kondisi yang terjadi di Riau.
“Nanti akan disiapkan dan dibawa ke Jakarta, dengan kondisi yang sudah luar biasa bencana sekarang diharapkan peran pemerintah pusat dapat berjalan dalam penanganan bersama,” katanya.
Sementara itu disinggung mengenai kondisi terkini di Riau, memang diakui Gubri dalam mengatasi datangnya penyakit terutama ISPA yang akan menyerang dimana semakin meningkat sekarang ini utamanya terhadap anak-anak sekolah, Pemprov menghimbau seluruh Satker/SKPD terkait dapat mengambil kebijakan yang realistis.
Misalnya kepada sekolah-sekolah yang ada di Riau, Gubri menghimbau harus peka. “Kalau ada potensi penyakit dengan pekatnya asap yang tampak. Maka silahkan liburkan,” singkatnya. (egp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuni Sudah Hamil, yang Ditunggu Deni yang Datang Dedi
Redaktur : Tim Redaksi