Ribuan Buku Nikah Raib Disikat Maling

Kamis, 26 September 2013 – 01:11 WIB

jpnn.com - JAMBI - Maling yang satu ini tidak pilih-pilih saat menyikat barang incarannya. Asal ada kesempatan langsung disikatnya. Hal inilah yang menimpa dua kantor Kemenag di Bungo dan Merangin. Ribuan buku nikah di kantor tersebut disikat oleh maling.

Meski demikian, stok buku nikah sampai saat ini masih cukup. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jambi Mahbub Daryanto mengatakan tak ada kelangkaan buku nikah di daerah dalam Provinsi Jambi. "Insya Allah stok masih aman. Sampai hari ini belum ada keluhan soal langkanya buku nikah. Memang ada kejadian buku nikah hilang di Bungo dan Merangin," katanya.

BACA JUGA: Pakai Rok Mini, Paha Mantan Pramugari Diremas Mahasiswa

Sementara itu, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Kabid Urais) Kemenag Provinsi Jambi, Rusli menambahkan, ada ribuan buku nikah yang hilang. "Kehilangan di Bungo banyaknya hampir 1.100 pasang dan Merangin 100 pasang. Hilangnya itu karena dicuri, dibongkar maling. Kejadiannya sudah lama juga. Namun itu diproses," ungkapnya.

"Kita minta seluruh kabupaten itu untuk meminta berita acara pemeriksaan oleh polisi untuk memeriksa pegawai-pegawai yang di sana," tambahnya.

BACA JUGA: Jadi Calo CPNS, PNS Diberi Waktu Sebulan

Lalu, apakah kehilangan itu berdampak terhadap langkanya buku nikah? Dia mengatakan tidak. "Kita droping lagi buku nikah ke sana sesuai dengan jumlah pernikahan yang ada," ujarnya.

Dia mengakui, jika buku nikah yang hilang itu rawan sekali diselewengkan untuk berbagai kepentingan. Karena, buku nikah itu, menurutnya, bisa dijual kembali. "Makanya kita surati kabupaten kota agar saat melegalisir memperhatikan nomor serinya. Nomor seri yang hilang sudah dikirim ke kabupaten kota agat diperhatikan nomor seri itu. Kalau ditemukan nomor seri sesuai dengan yang hilang itu maka cepat koordinasi dengan aparat di tempat, laporkan dan akan kita bantu prosesnya," ungkapnya.

BACA JUGA: Mayat Balita tanpa Kepala Ditemukan di Gowa

Lalu, bisa digunakan untuk apa buku itu dan bentuk penyelewengannya? Ditanya demikian, Rusli, menyebut, banyak hal bentuk penyelewengan yang bisa dilakukan. "Mungkin saja ini ya, mungkin saja orang dalam hal mengambil lahan sawit atau nikah yang tadinya diluar negeri, pulang ke Indonesia tak punya buku nikah akhirnya beli itu. Atau bisa jadi orang poligami liar, yang tak diizinkan istri tahu-tahu nikah juga dan buku nikah tak bisa keluar, maka salah satunya beli buku nikah itu. Itu dijadikan bahan bisnis, banyak sekali kejadian itu," sebutnya. (wsn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Kesulitan Ungkap Penyerang Bercadar di SMK 6


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler