Ribuan Pendukung Suu Kyi Kecewa

Sempat Beredar Kabar akan Bebas Kemarin

Sabtu, 13 November 2010 – 22:18 WIB
YANGON - Sore kemarin (12/11) ribuan pendukung tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi berkumpul di kantor Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Jalan Shwe Gone Dine YangonPihak NLD sempat mendapat informasi bahwa pemerintah akan melepas peraih nobel perdamaian itu sehari lebih cepat dari jadwal semula, yakni hari ini (13/11).

Kabar itu diterima Deputy Chairman NLD U Tin Oo dan langsung disampaikan kepada para pendukung yang memang sejak pagi sudah berada di kantor NLD

BACA JUGA: Pesawat Pengintai Korsel Jatuh

Massa yang tadinya hanya sekitar 300 orang mekin lama makin banyak
Jumlahnya mencapai ribuan

BACA JUGA: G-20 Sepakat Hindari Global Imbalances

Satu per satu tokoh-tokoh NLD termasuk berdatangan
Termasuk U Nyunt We, sesepuh NLD yang sudah berusia hampir 90 tahun.

"Kami baru saja mendapat kabar Aung San Suu Kyi akan bebas sekarang dan segera datang ke kantor ini," kata Myo Oo, Central Committee Partai NLD.

Jawa Pos yang berada di kantor NLD sejak pagi menyaksikan detik-demi detik persiapan massa menyambut Aung San Suu Kyi

BACA JUGA: Game Bunuh Castro Diprotes

Background NLD dan podium sudah disiapkan sebagai tempat bai Aung San Suu Kyi berpidatoBegitu juga roncean bunga melati juga siap dikalungkan ke leher Suu Kyi bila sewaktu-waktu datang.

Ribuan massa pada pukul 16.00 meluber memenuhi seperempat jalan Shwe Gone Dine hingga membuat jalan tersebut macetPuluhan polisi tampak berjaga di sekitar lokasiSituasi semakin riuh karena masyarakat berdatangan untuk menyaksikan momen yang memang sudah ditunggu kalangan prodemodekrasi tersebut.

Sebagian besar mengenakan kaus putih bergambar Aung San Suu Kyi dan bertulisan We Stand with Aung San Suu KyiSebagian berdiri membawa poster bergambar putri pahlawan nasional Myanmar Jenderal Aung San ituPendukung perempuan juga membawa bunga mawar berwana-warni untuk menyambut kehadiran sang pemimpin.

Sesekali mereka menerikan yel-yel"Aung San Suu Kyi..! Demokrasi," teriak massa pendukung tokoh yang ditahan setelah memenangi pemilu 1990 itu"Kami sudah menanti cukup lamaSudah tidak sabar melihat wajah Aung San Suu Kyi," kata Myin Than, salah seorang anggota Partai NLD kemarin.

Hingga pukul 17.00 kabar mengenai pembebasan Aung San Suu Kyi mulai simpang siurSekjen NLD Wen Tin beberpa kali terlihat dalam perckapan serius di teleponSetelah itu para petinggi NLD melakukan rapat di dalam kantor NLDMassa pun sudah mulai resah.

Setengah jam kemudian, U Tin Oo dan Wen Tin keluar dari kantor dan menemui massa"Kami baru saja mendapat kabar pembebasan Aung San Suu Kyi tidak jadi dilakukan hari ini," kata U Tin Oo dengan bahasa MyanmarU Tin Oo pun mempersilakan para pendukung Aung San Suu Kyi untuk pulang ke rumah dan kembali lagi pagi ini.

Kepada Jawa Pos, Wen Tin mengatakan bahwa pihak pemerintah tiba-tiba membatalkan pembebasan Aung San Suu Kyi tanpa alasan yang jelasPadahal beberpa jam sebelumnya pihaknya telah mendapat kepastian tentang kepastian bebasnya perempuan 65 tahun itu"Kami tidak tahu secara pastiBisa malam ini (tadi malam, Red), besok pagi (hari ini, Red), atau kapan saja," kata Wen dengan nada kecewa.

Meski kecewa, para pendukung Aung San Suu Kyi tetap bersemangat dan terus meneriakkan yel-yel, "Aung San Suu Kyi..! Demokrasi!" Mereka pun akhirnya membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon saat dihubungi melalui telepon, juga belum mendapat informasi mengenai kepastian pembebasan Aung San Suu KyiMinister Counsellor bidang Politik KBRI Totok Prianamto juga belum bisa memastikan"Belum, belum ada kabar," kata Totok.

Sebelumnya, Dubes RI Sebastianus Sumarsono saat ditanya mengenai pembebasan Suu Kyi tidak bisa menjawab dengan pasti"Kita lihat saja nanti (bukan fifty-fifty seperti diberitakan sebelumnya)," kata SumarsonoHanya saja pihak KBRI telah menyiapkan skenario evakuasi bagi WNI di Myanmar bila sewaktu-waktu terjadi situasi yang tidak kondusif.

Seperti diketahui, Aung San Suu Kyi dijadwalkan akan bebas hari ini (13/11), setelah bertahun-tahun berstatus sebagai tahanan rumahDia ditahan di sebuah vila di kawasan Danau InyaSeharusnya Suu Kyi bebas tahun laluTetapi pemerintah Myanmar memperpanjang masa tahanannya setelah ada warga Amerika Serikat yang menyeberang danau menemui Suu Kyi.

Sementara, KPU Myanmar sendiri sejak Kamis (11/11) telah mengumumkan hasil sementara pemilu MyanmarHingga kemarin (12/11) partai pendukung junta, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) menang telak.

Untuk lembaga legislatif (Pyithu Hluttaw) USDP yang beranggotakan mantan jenderal meraih 86 persen kursi parlemen atau 179 kursidiikuti Shan Natioalities Democratic Party (SNDP) dengan 9 kursi, National Democracy Force (NDF) 8 kursi, National Unity Party 7 kursi, All Mon Regions Democracy Party (AMRDP) 3 kursi, dan Wa Democratic Party (WDP) 1 kursiPyithu Hluttaw nantinya akan memilih perdana menteri baruDengan kekuatan tersebut, USDP yang juga akan dibantu kekuatan 25 persen kursi jatah militer di parlemen sudah pasti akan menggolkan calonnya sebagai ke pemerintahan.

Sedangkan untuk majelis tinggi (Amyotha Hluttaw), sementara 90 persen kursi dikuasai USDPDari 99 kursi yang sudah terisi, USDP menempatkan 90 wakilnyaSisanya dibagi untuk AMRDP, NUP, NDF, dan SNDP.  Majelis tinggi ini nantinya yang akan menentukan kepala negara atau presiden Myanmar.

Begitu juga untuk lembaga DPD (region/state hluttaw), juga dikuasai USDPHampir di semua region maupun state USDP unggulDan di lembaga tersebut USDP menempatkan 85 wakil dari 109 kursi yang sudah diumumkanMasih ada beberapa region dan state yang masih dalam tahap rekapitulasiKemungkinan dalam pekan ini proses rekapitulasi sudah selesai.

Sumarsono yang memantau pelaksanaan pemilu di divisi Magway mengatakan, semua tahapan sudah dilakukan oleh KPU Myanmar sesuai aturan yang adaMengenai kemungkinan kecurangan, Sumarsono tidak memberikan komentar"Kita menghargai upaya Myanmar untuk berubah," katanya(tom)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sharon Pulang dalam Kondisi Setengah Hidup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler