Sharon Pulang dalam Kondisi Setengah Hidup

Sabtu, 13 November 2010 – 09:32 WIB
Sudah hampir lima tahun Ariel Sharon terbaring komaSejak terserang stroke pada 4 Januari 2006 lalu, mantan perdana menteri (PM) Israel itu belum sadar sampai sekarang

BACA JUGA: Ribuan Pendukung Kecewa

Kemarin (12/11), tokoh 82 tahun itu meninggalkan rumah sakit dan melanjutkan pemulihan pascastroke di kediamannya.

DIKAWAL
sedikitnya tiga mobil pribadi, ambulans berwarna kuning yang membawa Sharon meninggalkan Sheba Hospital kemarin pagi
Beberapa saat kemudian, iring-iringan kendaraan itu berhenti di kawasan selatan Israel

BACA JUGA: Bos Mafia Terbunuh di Kanada

Tepatnya, di Havat Hashikmim alias Sycamore Farm, ranch milik pria bernama asli Ariel Scheinermann tersebut
Untuk kali pertama sejak awal 2006 lalu, Sharon kembali ke pelukan hangat keluarga besarnya.

"Beliau pulang untuk menjalani tahap uji coba perawatan lanjutan di rumah," kata Shlomo Noy, pimpinan unit rehabilitasi medik Sheba Hospital, seperti dikutip Agence France-Presse

BACA JUGA: Ada Panduan Pedofilia, Amazon.com Diprotes

Dalam tahap uji coba tersebut, Sharon dijadwalkan berada di rumah selama tiga hariMenurut Noy, pasiennya itu akan kembali ke rumah sakit yang terletak di pinggiran Kota Tel Aviv itu pada Minggu besok (14/11)Selanjutnya, metode itu akan diulangi lagi secara periodik.

Noy menjelaskan, bagi pasien kronis seperti Sharon, perawatan lanjutan di rumah sangat dianjurkanDengan demikian, Sharon yang sudah berada pada kondisi vegetatif bisa dirawat oleh keluarganya sendiriSecara mental, perawatan di rumah oleh orang-orang terdekat jauh lebih positif ketimbang menjalani perawatan di rumah sakitTapi, untuk bisa seterusnya menjalani perawatan di rumah, Sharon harus beradaptasi lebih dulu.

"Proses tersebut hanya bisa dilakukan secara bertahapPada akhirnya, rumah sakit akan mengembalikan pasien yang kondisinya sudah statis kepada keluarga," ujar Noy dalam wawancara dengan radio pemerintahDalam tahap uji coba, pihak rumah sakit menyertakan beberapa staf medis bersama SharonDi bawah bimbingan para profesional itulah, seluruh anggota keluarga akan belajar merawat mantan kepala pemerintahan Negeri Yahudi itu.

Menurut Noy, perawatan lanjutan di rumah merupakan upaya maksimal tim medis untuk membuat Sharon lebih nyaman menjalani perawatan pascastrokenyaSebab, pihak rumah sakit pun sudah maksimal mengupayakan kesembuhan lewat jalur medis"Tentunya, di balik seluruh upaya ini terselip harapan kami agar beliau (Sharon) menjadi jauh lebih baikApakah nantinya beliau akan sembuh atau tidak adalah perkara lain," ungkapnya.

Sebagai pejabat negara, mobilitas Sharon memang sangat tinggiHampir setiap hari, dia harus bangun sangat pagiAgenda politiknya yang padat, membuat dia baru bisa beristirahat pada larut malamBelum lagi, jadwal kunjungannya ke luar negeriSelama beberapa waktu sebelum stroke menyerangnya, Sharon rutin menghadiri pertemuan di Gedung PutihPadahal, untuk bisa mencapai Washington, dia harus melewati penerbangan selama sekitar 12 jam.

Bersamaan dengan tumbangnya Sharon oleh stroke, roadmap damai Israel-Palestina pun terbengkalaiSekitar lima bulan sebelum stroke melumpuhkan fisiknya, pensiunan mayor jenderal itu menggagas konsep radikal demi mewujudkan perdamaianYakni, menarik mundur seluruh pemukim Yahudi dan serdadu Israel dari Jalur GazaKala itu, mereka sudah tinggal di wilayah yang masuk kedaulatan Palestina itu selama sekitar 38 tahun.

Usul kontroversialnya itu memaksa Sharon meninggalkan Partai LikudSebab, sebagian besar politisi partainya menentang gagasan penarikan seluruh pemukim dan serdadu Yahudi dari Gaza ituSebenarnya, tidak mudah bagi Sharon untuk meninggalkan LikudApalagi, dia terlibat secara langsung dalam proses lahirnya partai sayap kiri itu pada 1973 silamSetelah hengkang dari Likud, Sharon membentuk partai baru yang condong ke poros tengah dan dinamainya Kadima.

Sayangnya, stroke membuat konsep Sharon yang jelas didukung Amerika Serikat (AS) dan Palestina itu batal terwujudHubungan Israel dan Palestina pun makin tegang dari hari ke hariTerutama, pasca pertempuran 22 hari yang bermula dari serangan ofensif Israel ke Gaza pada akhir 2008 laluBerbagai upaya untuk melanjutkan kembali perundingan damai dua negara juga mentokApalagi, enam pekan lalu, Israel mencabut moratorium pembangunan konstruksi baru di Jerusalem Timur(hep/dos/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gugatan Suu Kyi Ditolak MA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler