Ribuan Pensiunan Ngamuk

Tak Dapat Nomor Antre Pengambilan Gaji ke-13

Jumat, 29 Juli 2011 – 10:59 WIB

BOGOR - Ribuan pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) maupun TNI-Polri mengamuk di kantor Bank Tabungan Pensiun Negara (BTPN) Bogor, karena tidak mendapatkan nomor urut untuk pengambilan gaji ke-13, kemarin.

Akibatnya, pintu kaca BTPN pecah karena didorong oleh pensiunan yang terlanjur marah saat mengetahui pendistribusian nomor antrean dilakukan asal-asalanAmukan nasabah juga menyebabkan sebuah mesin nomor urut rusak

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Kampung Santri di Lapas Pemuda

Sempat terjadi insiden saat petugas keamanan yang diduga oknum aparat mengancam nasabah menggunakan sangkur
Massa yang marah tidak terima dan langsung melawan sebelum akhirnya dilerai oleh karyawan bank.

Pantauan Radar Bogor (Grup JPNN), sejak pukul 03:00, ribuan pensiunan telah menyemut di depan pintu masuk BTPN

BACA JUGA: Atasi Macet, Pemkot Tangerang Tambah Dua Fly Over

Mereka tak sabar ingin mendapatkan nomor antrean agar bisa mengambil gaji ke-13 yang telah dicairkan pemerintah
Namun, kurangnya kesigapan petugas dalam membagikan nomor urut, membuat ribuan pensiunan yang mayoritas berusia lanjut marah

BACA JUGA: Dewan Minta BLU Transjakarta Dievaluasi

Apalagi, pihak bank tiba-tiba memberikan pengumuman untuk mengambil nomor urut harus membawa kartu induk pensiun (karip)Selain itu, petugas keamanan hanya membagikan nomor urut kepada nasabah di luar gedung, sementara di dalam belum mendapatkan bagian.

“Masak, mau ambil uang pensiun saja syaratnya harus seperti ituPadahal, sebelumnya tidak pernah kayak gini,” kesal Santi (70), warga Kelurahan Kebonpedes, Kecamatan Tanahsareal kepada Radar Bogor

Belakangan, munculnya dugaan pertikaian antara petugas keamanan, nasabah dan rentenir yang berseliweran di tengah-tengah antrean nasabahNamun itu langsung dibantah Area Bisnis Support Manager BPTN Kota Bogor, Dedeng Suryadi.

Dedeng mengatakan, pecahnya kaca tersebut lebih dikarenakan antrean nasabah yang tak sabaran ingin mendapat giliran“Tidak ada pertengkaranHanya nasabah yang sudah menginap dari malam sebelumnya, saling berdesakan dengan nasabah yang baru datang,” ujarnya.

Dedeng mengaku kewalahan dan kekurangan SDM dalam pengamanan proses pengambilan gaji ke-13 para pensiunan tersebutMenurut dia, pihak BTPN telah melakukan sosialisasi sebelumnya dan mengimbau para pensiunan untuk tidak melakukan penarikan dana tunai secara serentak, pada dua hari terakhir di pekan iniNamun, lanjut dia, membeludaknya nasabah dikarenakan pensiunan membutuhkan dana segar, mengingat pekan depan sudah memasuki Ramadan“Kami memahami pekan depan sudah mulai puasaTentunya para pensiunan membutuhkan uang tunai,” kata dia.

Manajemen, sambung Dedeng, menepis isu yang berkembang adanya rentenir dan calo sehingga terjadi kericuhanBahkan, ia berjanji akan menindak tegas siapa pun yang berusaha memanfaatkan kondisi semrawut para nasabah yang ingin segera mendapatkan uang tunaiSanksi tegas juga akan diterapkan kepada para karyawannya, jika kedapatan melakukan tindak percaloan di lingkungan bank.

Sementara itu, Branch Manager BTPN Kota Bogor, Benny Panjaitan menambahkan, membeludaknya nasabah merupakan bentuk kebiasaan yang membudayaMenurut dia, pihak manajemen telah menyosialisasikan bahwa gaji ke-13 dapat diambil kapan saja dan telah masuk ke dalam rekening nasabah masing-masing

“Gaji ke-13 sudah masuk rekening mereka masing-masing dan tak akan hilangMereka bisa mengambilnya kapan saja tidak harus hari ini (kemarin)Selain karena terburu-buru jelang Ramadan, pengambilan secara bersama ini juga seperti kebiasaan para pensiunan sembari reuniSudah menjadi habit,” ucapnya.

Dengan alasan kemanusiaan, BTPN memberi kesempatan bagi para pensiunan untuk menginap di pelataran gedung BTPN sejak malam sebelumnyaNamun, hal tersebut ternyata malah menjadi bumerang, karena nasabah malah semakin menumpuk di pagi harinyaInsiden tersebut, lanjut Benny, akan dijadikan pelajaran sehingga pada September mendatang BTPN akan memperketat pengamanan“Tidak menutup kemungkinan kericuhan ini terjadi akibat adanya provokasi dari bank-bank pesaing atau pihak luar,” tukasnya.(rur/ric)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank DKI Diminta Bayar Rp 16 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler