'Ngunduh Mantu' Putri Jokowi

Ribuan Prajurit Jadi Pagar Betis Demi Amankan Jalur Kirab

Sabtu, 25 November 2017 – 03:50 WIB
Petugas membawa kereta kencana untuk pernikahan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu Siregar Di Jalan Ringroad Medan, Rabu (22/11). SUTAN SIREGAR/SUMUT POS

jpnn.com, MEDAN - Ribuan prajurit TNI-AD diturunkan untuk mengamankan kirab budaya pesta adat Bobby Afif Nasution dan Kahiyang Ayu, Minggu (26/11) pagi.

Sebagian dari mereka akan berbaris di pinggir Jalan Ring Road sepanjang 2 Kilometer lebih, mulai dari Medan International Convention Centre (MICC) sampai lokasi pesat di Komplek Bukit Hijau Regency (BHR).

BACA JUGA: Pesta Kahiyang-Bobby Tunjukkan Indonesia Kaya Akan Budaya

Hal tersebut dikatakan beberapa Prajurit TNI ketika ditanya Sumut Pos (Jawa Pos group), Kamis (23/11) sore.

"Ada seribu lebih ini Bang. Karena dari Batalyon saya saja, ada 96 orang kami. Semuanya ini TNI," ujarnya.

BACA JUGA: Presiden akan Disambut sebagai Raja di Pesta Adat Putrinya

Lebih lanjut, dijelaskan Prajurit TNI-AD yang tidak menyebut identitasnya itu, mereka akan berdiri sejajar, sekitar 1 meter dari bahu jalan.

Untuk posisinya, disebutnya mereka akan membelakangi jalan, mengantisipasi agar masyarakat yang mungkin akan menonton sehingga memadati trotoar, tidak mendekat ke badan jalan.

BACA JUGA: Ingat! Kirab Budaya Pesta Bobby-Kahiyang Digelar Minggu

Begitu juga dengan Prajurit di seberangnya, dikatakannya juga akan membelakangi jalan.

"Namun Jalan yang ini saja yang akan dilalui, Jalan arah dari Gatot Subroto ke Jalan Ngumban Surbakti. Kalau jalan di sebelahnya, katanya tetap seperti biasa," sambungnya.

Disinggung soal pakaian saat menjadi pagar betis, dikatakannya mereka akan mengenakan batik. Namun, disebutnya batiknya tidak seragam.

Hal itu karena diperkirakan memakai batik milik masing-masing Pajurit.

Selain ribuan Prajurit TNI, ratusan Polisi Wanita (Polwan) juga akan memeriahkan kirab tersebut.

Ratusan Polwan akan berjalan kaki mengiringi kreta kencana yang nantinya akan ditumpangi Bobby Afif Nasution dan Kahiyang Ayu beserta keluarga keduanya.

Terlihat dari gladi yang digelar Kamis (23/11) sore, para Polwan yang dikabarkan nantinya akan mengenakan pakaian adat itu, dibagi 2 posisi, yakni di depan Kreta Kencana dan di belakang Kreta Kencana.

Setibanya di lokasi pesta, para Polwan yang berada di depan Kreta Kencana, akan langsung mengambil posisi untuk menjadi pagar betis di sepanjang jalur memasuki tenda tempat acara digelar.

Sementara Polwan di belakang Kreta Kencana, berjalan mengikuti lalu menyusul membuat pagar betis.

Sementara berdasarkan amatan Sumut Pos, terlihat panser anoa milik TN-AD, standbay di sekitar tenda tempat acara berlangsung.

Begitu juga dengan mobil water canon dan Barracuda, terlihat di sana. Begitu juga dengan mobil Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) milik Zeni dan Gegana.

Selain itu, mobil Pemadam Kebakaran, juga terlihat stanbay, tidak jauh dari tenda tempat acara.

Di luar komplek tempat acara berlangsung, terlihat belasan mobil Dalmas dan Patroli milik TNI, Polisi dan Satpol PP.

Kapendam, Kolonel Inf Edi Hartono yang dikonfirmasi menyebut jalur kirab dijaga oleh serbuan orang yang disebut Pasukan Tirai.

Menurutnya, dari seribuan Pasukan Tirai itu, 500 lebih merupakan Prajurit TNI. Penempatan Pasukan Tirai untuk mengantisipasi masyarakat agar tidak memasuki perlintasan kirab, Minggu (26/11).

"Takutnya kalau kuda terkejut, bisa melompat ke atas, " ungkap Kapendam.

Untuk Panser Anoa, Barracuda dan Mobil Jihandak di sekitar tenda tempat berlangsunya acara, dikatakan Kapendam sebagai persiapan untuk mengangkut para tamu utama dalam keadaan darurat.

Sementara untuk jembatan Beli yang dipasang di Kpolek OCBC tembus ke sekitar kediaman Ibu Bobby Afif Nasution yang juga tempat acara berlangsung, disebutnya karena nantinya Presiden dan tamu utama akan memasuki lokasi acara, melalui Komplek OCBC.

"Ada perbedaan tinggi dari lantai ruko ke bawah. Kalau dibuat semen, waktunya lama. Kalau gini, juga bisa dilalui mobil yang berat, " tambah Edi.

Disinggung soal kendala berarti, Edi mengaku sejauh ini belum ada. Dikatakannya, masyarakat memahami kalau acara ini bukan hanya pesta keluarga, namun pesta masyarakat Medan pada umumnya karena hal tersebut menyangkut nama baik kota Medan.

"Beritanya ini sudah sampai ke mana-mana. Jadi kalau berhasil, dilihat bahwa Sumatera Utara, kota Medan aman dan nyaman untuk dikunjungi. Hal itu, berpengaruh pada destinasi pariwisata," tandas Edi. (ain)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Please, Pengendara Tolong Hindari Jalan Ringroad


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler