jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan ribuan siswa SD di wilayahnya terancam gagal mengenyam pendidikan SMP jelang tahun ajaran baru 2021/2022.
Eri menyampaikan hal itu saat pengarahan seluruh kepala SMP negeri dan swasta di Balai Kota Surabaya, Rabu (11/3).
BACA JUGA: Bea Cukai Juanda Gagalkan Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Bayi Lobster
"Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah. Maka itu, menjadi tugas kami di pemerintah kota karena pendidikan untuk kepentingan anak bangsa," kata Eri Cahyadi.
BACA JUGA: Lihat, Mbak Puan Menyerahkan Sajadah kepada Pak JK
BACA JUGA: Pria Bunuh Diri di Tunjungan Plaza Teridentifikasi, Begini Pesan Terakhirnya kepada Keluarga
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Surabaya jumlah lulusan SD/MI sebanyak 46.575 siswa di tahun ajaran 2020/2021.
Sementara, daya tampung seluruh sekolah SMP negeri dan swasta di Surabaya hanya mencapai 41.440 siswa.
BACA JUGA: Tim Mabes Polri dan Polda Jatim Amankan Sejumlah Oknum Polisi Diduga Terlibat Narkoba
Eri menyebut dari data tersebut terdapat selisih 5.135 siswa yang dia klaim terancam tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang SMP.
BACA JUGA: Seleksi PPPK 2021: Kantongi Serdik, Guru Honorer K2 Minta Poin Ganda
Oleh karena itu, Eri berencana berkoordinasi dengan pejabat terkait untuk segera mengatasi persoalan tersebut.
Wali Kota Surabaya itu juga menyiapkan dua opsi untuk mengatasi defisit daya tampung sekolah SMP di wilayahnya.
"Pertama, dengan menyiapkan tambahan kelas, atau kedua menambah jumlah siswa dalam setiap kelas," kata Eri Cahyadi.
BACA JUGA: Penembakan 6 Laskar FPI Naik Penyidikan, Jejak Digital Harus Diamankan
Khusus opsi kedua, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo mengatakan pihaknya bakal mengajukan ke Kemendikbud untuk menambah jumlah siswa dalam satu rombongan belajar.
"Dispendik akan mengajukan kepada kementerian untuk menambah jumlah anak yang berada dalam satu kelas agar bisa tertampung," katanya. (mcr6/antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tri Rismaharini: Penanganan COVID-19 di Surabaya Bak Perang
Redaktur & Reporter : Angga Setiawan