jpnn.com - BANDARLAMPUNG - Sedikitnya 3.796 ekor unggas ditemukan mati mendadak di sejumlah daerah di Kabupaten Lampung Timur dalam kurun waktu empat bulan terakhir.
Ayam ras petelur dan ayam kampung yang mati secara mendadak ini positif terjangkit virus avian influensa (H5N1).
BACA JUGA: Pak Ganjar, Tolonglah 18 Transmigran Ini Tak Diberi Makan Lagi
“Untuk tahun ini, virus H5N1 melanda unggas meningkat hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini memang membuat para peternak resah,” jelas Kabid Kesehatan Hewan Dinas Perternakan (disnak) Lamtim Dewanto, seperti dikutip dari Radar Lampung (Jawa Pos Group), Rabu (6/4).
Dilanjutkan, pada tahun 2015 tercatat ada 1 kasus di kecamatan Batanghari sebanyak 1.040 ekor unggas yang mati akibat virus H5N1.
BACA JUGA: Antara Bupati yang Meninggal di Pangkuan Suami dan Mahar Pohon
“Kematian unggas yang dikarenakan virus H5N1 ini, banyak terjadi pada unggas seperti ayam petelur dan ayam kampung, “terangnya.
Ditambahkan, serangan virus H5N1 tahun 2016 ini terjadi 7 kasus di 7 kecamatan di Lamtim. yakni, di Kecamatan Batanghari, purbolinggo, sukadana, Way Jepara, Raman utara, Batanghari nuban, serta kecamatan pekalongan.
BACA JUGA: Pangdam Wirabuana: Tiada Maaf bagi TNI yang Terlibat
Virus H5N1 biasanya menyerang unggas pada memasuki musim hujan. Selain itu, virus H5N1 kerap menular sesama unggas. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga agar penularan virus tersebut tidak tersebar.
”Setelah dapat laporan dari masyarakat kita langsung turun kelapangan untuk cek langsung kondisi kandang dan bangkainya menggunakan alat Rafid Anigen Test, karena alatnya hanya bisa deteksi melalui bangkainya dan kita kirim ke lab dibandar lampung,”terangnya
“Apabila terdapat unggas yang mati secara tiba-tiba dikarenakan virus H5N1 tersebut maka penanganannya adalah bangkai unggas dibakar kemudian dikubur,” ujarnya. (wid/adi/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tujuh Pasangan Bukan Muhrim Terjaring Razia
Redaktur : Tim Redaksi