SIKAKAP -- Sekitar 24.341 warga Kabupaten Kepulaun Mentawai, terpaksa mengungsi dan masih menunggu bantuanKebanyakan dari warga yang rumahnya telah hancur, masih tinggal diperbukitan
BACA JUGA: Ratusan Sapi Dehidrasi
Selama tinggal diperbukitan, mereka terpaksa makan buah dan umbi-umbianBantuan yang mereka terima itu, terlihat tidak seimbang dengan kebutuhan mereka
BACA JUGA: Tour de Singkarak Go Internasional
Warga yang mengungsi, sangat mengaharapkan adanya air bersih, walaupun mereka berharap, namun air bersih yang mereka tunggu belum bisa masuk ke kawasan mereka, karena tingginya gelombang dan angin kencang.Pantauan Padang Ekspres (grup JPNN) di Kecamatan Pagai Selatan Dusun Puraurougat, yang dikunjungi sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (28/10) puluhan warga yang selamat berbondong-bondong turun dari perbukitan
Desa yang diterjang ombak setinggi delapan meter tersebut, tidak menyisakan satu rumah wargapun
BACA JUGA: Letusan Merapi Tak Terkait Gempa Mentawai
Ombak yang disertai dengan batu karang, itu menghancurkan ratusan rumah warga."Yang kami dengar hanya deruman, lima belas menit setelah gempa berlaluKami tidak menyangka bahwa itu Tsunami, saat mendengar deruman semakin kuat, dari warga ada yang menyelamatkan diri naik pohon kelapa, dan sebagai lari ke perbukitan," ujar Rusmi,34, kemarin (28/10).
Ditambahkan Rusmi, gelombang datang sekitar pukul 21.00 WIB, karena terlalu malam banyak juga warga yang sedang tidurUmumnya warga yang tidur itulah yang menjadi korban, dan tidak bisa diselematakanDi dusun itu, diperkirakan sekitar 100 meter batu-batu karang, yang terbawa ombak terlihat diatas puing-puing perumahan warga, yang telah hancurSaat warga turun dari bukit, malah ada yang histeris sambil mengumpulkan pakain mereka yang masih bisa dipakai.
"Di Dusun kami sekitar 30 orang warga tewas, dari 30 orang yang tewas itu sekitar 20 orang telah ditemukan tersangkutSemua yang ditemukan telah kami kubur, di dalam kuburan masal," jelas Rusmi(k)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengganti Mbah Marijan, Ditunjuk setelah 40 Hari
Redaktur : Tim Redaksi