Ribuan Warga Saksikan Festival Pesona Budaya Bauran

Selasa, 21 Februari 2017 – 13:43 WIB
Arief Yahya. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Mengagumkan! Itu kata yang pas untuk menggambarkan kesuksesan event yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar), yakni Festival Pesona Budaya Bauran Cap Golak.

Perhelatan ini digelar di Pasir Biru, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, 18-19 Februari 2017 dan dipadati ribuan orang.

BACA JUGA: Pemerintah Bakal Bekukan 52 Perusahaan Sawit di TNTN

”Surprise, acara itu penuh sesak, sampai bernapas saja susah bukan main. Lautan manusia tumplek blek di sana. Ribuan orang menyemut di arena, aman dan sangat meriah,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Esthy Reko Astuti.

Esthy menambahkan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka mengapresiasi perkembangan seni tradisi yang semakin dapat meyakinkan masyarakat.

BACA JUGA: Praktik Aborsi Puluhan Tahun Terbongkar Dramatis

Seni tradisi apabila dikemas sedemikian rupa dapat menjadi daya tarik pariwisata.

Hal itu tentunya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA: Tim IT Dilibatkan dalam Perburuan Wakil Bupati DPO

”Seperti apa yang diungkapkan oleh Pak Menteri Pariwisata Arief Yahya, budaya itu semakin dilestarikan semakin mensyejahterakan,” kata Esthy.

Esthy menyebutkan, acara ini digelar sebagai upaya para seniman kreatif dalam mengapresiasi perayaan khususnya terhadap Hari Raya Imlek dan Cap Gomeh tahun 2017 yang serentak dirayakan di berbagai daerah.

Misalnya, di Bali, Manado, Singkawang, Medan, Palembang, Solo, Jogja, Surabaya, Jakarta, Bogor dan lainnya.

”Maka dari itu komunitas seni reak, helaran, badawang dan kuda lumping Cibiru Kota Bandung yang dikomandani Bah Enjum dan Bah Nanu selaku pegiat seni budaya tradisi kreatif menggelar suatu perhelatan akulturasi budaya yang bernama Festival Pesona Budaya Bauran Cap Golak, karena terjadi pembauran atau bersatunya seni dan budaya yang lain dalam satu bingkai acara. Ini begitu meriah, kami sangat bangga,” tambah Kepala Bidang Wisata Budaya Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Wawan Gunawan.

Di Kota Bandung sendiri, imbuh Wawan, tedapat banyak jenis kesenian, mulai seni teater, musik, tari, dan lain lain.

”Begitu pun jenis kesenian dari mulai jaipongan sampai seni yang berbau mistis seperti debus, dan juga lainnya. Salah satunya adalah kesenian yang berasal dari Tatar Sunda, yaitu benjang. Semua dihadirkan di acara ini,” katanya.

Sekadar informasi, benjang merupakan kesenian asli Jawa Barat yang berkembang di kaki gunung Manglayang, lebih tepatnya di daerah sekitar Ujungberung, Cibolerang sampai ke Cinunuk.

Sampai saat ini belum diketahui siapa yang menciptakan kesenian tersebut. Namun, menurut sumber yang merupakan tokoh benjang di kampung Ciborelang, yaitu Adang Hakim, benjang mulai diperkenalkan di daerah Cibiru oleh Hj Yayat sekitar tahun 1918.

Selain dari kesenian benjang, masih banyak kesenian yang lain, di antaranya seni reak, kuda lumping, dogcing, dan lainnya.

Wawan menambahkan, selain acara pagelaran tersebut, para seniman juga menggelar doa bersama dalam tajuk Ruwatan Jagat demi kedamaian di bumi pertiwi.

Sebab, akhir-akhir ini terjadi bencana, kegaduhan dalam rangka pilkada, teror bom, dan masih banyak yang lainnya.

”Selain gelar doa bersama, juga ada gelaran budaya, beragam etnik seni tradisi yang hidup dimasyarakat kota Bandung dan sekitarnya seperti seni reak, benjang helaran, debus, kuda lumping, kuda renggong, pencak silat, sisingaan, badawang, jajangkungan, arak arakan babantengan, gagarudaan, dan dipadukan dengan seni nuansa tionghoa seperri Liong dan Barongsai. Semua bercampur dengan khidmat dan sangat meriah,” tandasnya. (jos/jpnn)         

BACA ARTIKEL LAINNYA... Danrem: Ini Menunjukkan PKI Ada di Sekitar Kita


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler