Ridwan Kamil Beber Suplai Vaksin Covid-19 ke Jabar Tidak Proporsional

Rabu, 01 September 2021 – 23:06 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa angka kasus kematian pasien COVID-19 di wilayahnya sudah menurun. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar)

jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan tiga kendala dihadapi daerahnya dalam program vaksinasi covid-19.

Kendala pertama menyangkut distribusi vaksin. “

BACA JUGA: Kang Emil Jabarkan 11 Prioritas Pembangunan Jabar di 2022

Problem utamanya, suplai (vaksin) ke kami tidak proporsional," beber Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Rabu (1/9). D

Dia mengungkapkan, ada provinsi dengan jumlah penduduk jauh di bawah Jawa Barat (Jabar), tapi mendapatkan suplai vaksin lebih banyak.

BACA JUGA: Ridwan Kamil: Ini Supaya Rumah Sakit Tidak Kolaps

"Ada provinsi besar seperti Jabar vaksinnya sedikit yang ngasihnya. Maka kalau dipersentasekan masih jauh, padahal jumlah vaksinnya saja sedikit,” bebernya.

Menurut mantan Wali Kota Bandung itu, jika suplai masih menjadi kendala maka dia yakin proses vaksinasi di Jabar tidak akan selesai akhir tahun nanti.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Berterima Kasih kepada Sandiaga Uno, Lalu Titip Pesan Buat Pemerintah Pusat

"Kalau Desember mau beres tolong suplai ke Jabar tidak kurang 15 juta dosis per bulan,” tambahnya.

Kalau berhasil menjamin 15 juta dosis per bulan untuk Jabar maka targetnya 500 ribu orang disuntik per hari. 

Tantangan berikutnya dihadapi Jabar, kata Emil, terkait teritorial wilayah Jabar yang luas. 

"Teritorial di Jabar itu beragam. Jadi tak bisa dibandingkan dengan yang homogen," tegasnya.

Emil mengatakan di wilayahnya terdapat kota dan kabupaten pedalaman.

"Pelosok yang jangkauannya susah secara mobilitas. Infrastruktur juga terbatas dan tidak merata," bebernya.

Jumlah Puskesmas di Jabar hanya 1.000-an padahal standar WHO 5.000-an.

Emil juga menyampaikan, Pemprov Jabar disebut tidak memiliki kewenangan untuk menentukan jumlah kuota vaksin per daerahnya.

Sebab kewenangan itu berada di pemerintah pusat.

“Pada saat suplai vaksin tak menentu, urutannya itu pemerintah pusat memberikan kuota kepada kota kabupaten angkanya sudah dikunci. Kemudian provinsi ditugaskan mengirimkan. Jadi memang tugas provinsi ini kurang maksimal karena yang ngatur kuota kota kabupaten itu dari pusat,” tutur Emil.

Emil menegaskan, bertujuan membentuk kekebalan komunal atau heard immunity, 75 persen dari total 50 juta penduduk Jabar harus divaksin.

Artinya, ada 35 juta jiwa warga Jabar yang menjadi target vaksin.

Untuk merealisasikan target itu, Jabar hanya punya waktu empat bulan.

Hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo, vaksinasi harus selesai akhir tahun ini.

“Kita sudah dikasih 18,6 juta dosis. Sudah disuntikan 14,4 juta. Atau 77,4 persen dari yang dikasih. Dosis pertama 25 persen atau 9,4 juta penduduk. Dosis kedua ada 5 juta,” katanya.

Dalam urusan kecepatan vaksin, kata Emil, dua bulan lalu Jabar baru bisa menyuntikan 50 ribu dosis vaksin per hari dan meningkat menjadi 235 ribu dosis per hari pada akhir Agustus 2021.

Bahkan dalam acara Gebyar Vaksin 28 Agustus lalu, Jabar bisa menyerap 420 ribu dosis vaksin per hari. “

Nah alhamdulillah dua bulan lalu kita masih 50 ribu dosis per hari. Kemarin akhir Agustus kemarin rata-rata 235 ribu per hari. Dan kita testing tanggal 28 Agustus kita bisa 420 ribu,” pungkasnya.  (mar1/muh/radar bandung)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ridwan Kamil Ungkap Sosok Yance, Kami Sangat Kehilangan


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler