Rights Issue BTN Segera Bergulir, Sebelum 2023?

Kamis, 08 Desember 2022 – 17:43 WIB
Bank Bank Tabungan Negara (BTN). Foto dok BTN

jpnn.com, JAKARTA - Agenda Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue PT Bank Tabungan Negara (BTN) terus berjalan meskipun ada beberapa perubahan jadwal.

Informasi yang beredar di pelaku pasar menyebutkan aksi korporasi ini akan terlaksana sebelum 2022 berlalu.

BACA JUGA: Lewat Cara Ini Ganjar Cegah Nepotisme dan Jual Beli Jabatan di Jateng

Saat ini, BBTN tengah menanti pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah mengantongi pernyataan efektif, prospektus final akan dirilis dan proses rights issue mulai dijalankan.

“Publik mesti ingat tanggal ini agar tidak ketinggalan mengikuti rights issue. Ini merupakan kesempatan langka mendapatkan harga saham BBTN di harga diskon. PBV BBTN saat ini 0,76x, dan sangat mungkin harga rights akan di bawah harga saham induk, jadi dua kali diskon,” kata Tirta Gilang Citradi, analis MNC Sekuritas. 

BACA JUGA: 2023 Bisnis Pembiayaan Rumah Diprediksi Tumbuh, BTN Bidik 5,8 Juta Generasi Milenial

Terkait harga pelaksanaan, sejauh ini belum ada informasi. Manajemen akan menyampaikan hal tersebut dalam prospektus final.

Harga ini diperoleh dari proses penjaringan minat yang dilakukan manajemen dalam sejumlah roadshow ke investor, terutama institusi asing.

BACA JUGA: Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Pemerintahan Jokowi Capai 73,2 Persen

Maka itu, informasi yang menyebutkan harga right Rp 500 adalah keliru. Harga ini merupakan nominal saham yang dicantumkan pada prospektus awal.

“Nominal saham itu bukan harga saham, bukan pula harga rights. Exercise price baru akan muncul di prospektus final, berikut rasio right,” tutur Tirta.

Sebagai informasi, dalam aksi korporasi rights issue, setelah melakukan RUPS emiten biasanya melakukan pengumuman lagi dalam 2 tahap.

Pertama adalah keterbukaan informasi terkait rights issue yang masih berisi informasi indikatif.

Kedua, pengumuman tambahan informasi dari prospektus yang sifatnya sudah final setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

Untuk itu, para investor yang tertarik mengikuti rights issue BBTN diharapkan terus memantau keterbukaan informasi untuk mendapatkan informasi terbaru.

Rights issue BBTN tergolong langka sebelumnya terjadi 10 tahun yang lalu atau tepatnya pada 2012.

Aksi korporasi ini juga menarik untuk dicermati karena sejumlah analis memberikan pandangan yang positif terhadap kinerja BTN ke depan.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Ryan Santoso dan Andrey Wijaya mengatakan, masuknya dana segar baru dari pelaksanaan rights issue bakal mengerek capital adequacy ratio (CAR) BTN menjadi sekitar 19%-20%, dibandingkan catatan September 2022 sebesar 17,3%. 

“Kami memperkirakan masuknya dana segar baru tersebut akan memperkuat kemampuan perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit ke depan. Apalagi pemerintah merencanakan peningkatan pemberian subsidi pembelian rumah bagi 200 ribu unit 2023, dibandingkan target 2022 sekitar 168 ribu,” terangnya dalam riset beberapa waktu lalu.

RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.450 per saham. Target tersebut juga merefleksikan kian pesatnya peningkatan laba bersih perseroan setelah rights issue tuntas tahun ini.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler