Rindu Hidup seperti di Kota, Rakyat Siap Beli Tiang

Selasa, 26 Juli 2016 – 00:09 WIB
TAK BERLISTRIK - Inilah Betang Lunsa Hilir di Dusun Danumdoro, Desa Urang Unsa, Kecamatan Putussibau Selatan, yang sampai saat ini belum dialiri listrik. Foto diambil belum lama ini. Foto: Andreas/Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com - MIMPI warga Betang Lunsa Hilir, Dusun Danumdoro, Desa Urang Unsa, Kecamatan Putussibau Selatan, sebenarnya sederhana.  Rakyat di sana rindu nikmatnya diterangi listrik dari negara melalui PLN, seperti layaknya warga negara di kota-kota. 

Andreas, Putussibau

BACA JUGA: In Memoriam Wartawan Senior Jawa Pos Kholili Indro

Untuk penerangan, saat ini Betang Lunsa Hilir dan sekitarnya masih mengandalkan Genset (generator set). Dari penuturan Sampe, tokoh masyarakat setempat, pihaknya pernah mengajukan langsung usulan ke manajemen PLN Rayon Putussibau. Namun, permintaan itu dilempar ke PLN Kantor Cabang di Sanggau.

“Sampai ke sana tidak juga ada respon. Sementara lampu listrik yang ada di kita cuma dari Genset,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), belum lama ini.

BACA JUGA: Kisah Istri Wakil Bupati Pali Saat Mengantar Anak Ke Sekolah

Saking ingin kampungnya terang benderang, lanjut Sampe, masyarakat setempat bersedia menanggung biaya pembelian tiang jika PLN bersedia memasang jaringan. Sebab, tak jauh dari mereka,  Desa Urang Unsa sudah menikmati listrik.

“Masyarakat pernah meminta dan membantu pembelian tiang. Karena perkiraan sekitar tiga tiang (listrik) udah bisa sampai di rumah kami,” ungkapnya.

BACA JUGA: Wartawan Olahraga Legendaris itu Tutup Usia

Ia menegaskan, meski kecil, masyarakat dusunnya berkontribusi untuk negara dalam hal bayar pajak dan sebagainya. 

“Harapan kami kepada pihak yang berwenang atau melalui desa bisa membantu supaya di sini dialiri listrik. Karena kami juga punya hak di negeri ini,” tandas Sampe.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Kapuas Hulu, Antonius L. Ain Pemero menyatakan sudah berupaya mengkoordinasikan masalah pembangunan listrik itu dengan instansi terkait. 

Namun karena PLN itu merupakan salah satu BUMN yang memiliki kewenangan tersendiri, sehingga harus melalui mekanisme tertentu.

“Apa yang disampaikan itu adalah hal yang sangat wajar soal pembangunan, ini prosedur yang bisa ditempuh sesuai jalurnya. Saya rasa masyarakat sudah berulang-ulang mengusulkannya. Kita mengupayakan supaya listrik bisa hadir di tengah kita. Tahun ini diharapkan bisa bekerja sama dengan investor, karena daya mesin lah yang sering jadi alasan utama PLN dalam pelayanannya,” tutur Anton.

Di Jakarta, kata dia, pihaknya sudah melakukan pertemuan yang membahas rencana pembangunan PLTA di Nanga Raun, Kecamatan Kalis. Berdasarkan studi kelayakan, kapasitas air di sana mencapai 12 MW, yang diprediksi mampu mengaliri seluruh daerah Kapuas Hulu. 

“Ada lima titik yang dilaksanakan oleh konsultan, ternyata yang layak di Nanga Raun,” terangnya.

Pihaknya, ia melanjutkan, terus berupaya memenuhi permintaan masyarakat terkait listrik ini. Namun karena ada aturan tertentu dari instansi teknis maka harus menunggu lagi. Alternatif juga telah disiapkan berupa dibangunnya PLTMH di beberapa desa. (*/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Kecil Nyaris Tenggelam di Sungai, Belakangan Bikin Marinir Geleng-geleng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler