Rinra Berniat Nikahi Praja asal Semarang

Selasa, 01 Februari 2011 – 08:45 WIB
Suasana duka di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat jenazah Riindra tiba, Senin (31/1) malam. Foto: Tawakal/FAJAR

MAKASSAR- Kabar di pagi buta, Senin, 31 Januari, membuat Ayunsri Harahap seolah tak percayaDari ujung telepon, seorang pengawas praja Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) mengabarkan putra kesayangannya telah tiada

BACA JUGA: Delapan Kasus Korupsi di Sumut Diawasi KPK



"Setiap pukul lima pagi seluruh praja harus melapor
Dia bilang Rinra tak ada

BACA JUGA: KPK Pastikan Tak Hadiri RDP Lanjutan

Pihak IPDN katanya baru saja menerima kabar dari rumah sakit kalau Rinra telah meninggal dunia," tutur Ayunsri yang tak kuasa menahan tangis


Kepergian Rinra memang pukulan berat bagi keluarga besar Syahrul Yasin Limpo

BACA JUGA: KPK Finalisasi Berkas Syamsul Arifin

Apalagi, saat pamit kembali ke kampusnya di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Minggu, 30 Januari, kondisinya mulai membaik setelah sempat mengeluh sakit perut.  "Anakku nda apa-apa jiWaktu berangkat, dia hanya menceretMungkin dia dehidrasi," tutur Uli, sapaan Ayunsri.

Meski berusaha tabah, namun Uli tak kuasa menahan kesedihan ketika menerima tamu yang mengucapkan belasungkawaKepada mantan Gubernur Sulsel, HZB Palaguna, dia mengadu; "Anakku, puang..Anakku," sambil menangis dalam pelukan tokoh karismatik yang sudah seperti orangtua bagi keluarga Syahrul.

Kepada setiap kerabat yang datang skali2 dia meminta maafSeolah2 kematian putera bungsunya adalah kesalahannyaSesekali, Thita puteri tertuanya, memeluk ibux dari depan, ketika Uli tak mampu menahan kesedihan dan terisak-isak mengenang buah hatinyaRinra, adalah putera bungsu dari tiga bersaudaraLazimnya anak bontot, selalu manja dan menjadi kesayangan keluargaApalagi, Rinra adalah anak penurutDia hampir tak pernah menolak kemauan bapak dan ibunya.

"Inilah yang bikin saya menyesalSejak kecil dia jarang bersama kamiMasih kecil sudah dikirim sekolah ke luar (Singapura red)Waktu ditarik dan pulang kampung, dia juga nurut," tutur UliDiapun harus mengikhlaskan berjauhan dengan Rinra, ketika si bungsu bersekolah di Jatinangor, Jawa Barat.

Bagi Uli dan keluarga, Rinra adalah segala-galanyaPenurut dan sangat peduli dengan orang lainDia juga ibarat "badut" bagi ibunyaPaling senang menggoda, membanyol dan ceplas ceplosDia menjadi hiburan bagi keluarga.  Rinra pun memilih ibunya sebagai tempat curhatnyaJumat, 28 Januari, ketika dia datang, Rinra menjadi begitu manjaKepada bapaknya, Rinra memeluk dari belakang dan berkata, "bapak jangan banyak marah nanti cepat tua"Kepada Thita, Rinra memeluk kakaknya berkali-kali.

Yang aneh, Rinra selalu meminta maafKepada ibunya, Rinra mengaku salah telah mengambil uang receh sang Bapak"Siap salah, Bu," ujar Rinra sambil sikap hormat kepada ibunyaSaat ditanya mengapa pulang diluar jadwal, Rinra mengatakan kangen bapak, kangen ibu dan kangen keluarganya.

Jumat malam itu, Uli sama sekali tak membaca firasat ketika anaknya yang selalu mengatakan kangen itu, tidur dalam pelukan erat sang BapakTidur melingkar dalam dekapan Syahrul, mereka tertidur hingga pagi menjelang"Saya biarkan saja mereka tidur sampai pagi, tak tega membangunkannya," serak suara Uli menceritakan hal itu.

Kepada Uli, Rinra bercerita banyak halTentang kekasihnya di kampus yang sama, tentang sekolahnya, dan apa saja yang dirasakan mengganjal hatinyaTentang kekasihnya, Sang Ibu pernah diperkenalkan dengan pacarnya bernama Yani, Praja Puteri kontingen Semarang, Jawa TengahRinra berniat menikah dengan gadis itu setelah mereka menyelesaikan tugas belajar di STPDN yang kurang dari enam bulan ituYani dan Rinra se-angkatan.

"Dia sudah mengenalkan ke saya dan pernah minta," Ibu mana cincin ibu, mau saya berikan Yani," tutur Ayunsri mengenang anak kesayangannya itu.
Ibunya mengiyakan, keinginan putera bungsunya tersebut, termasuk untuk menikah.

Satu hal tentang kampus STPDN, Rinra punya berbagai kisah.  Dia terpilih dua kali menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan PrajaNamun menutup hal lain"Dia mau diperiksa dokter, tetapi tidak mau kalau di rontgent," tutur UliDia akan pergi bila harus diperiksa organ dalamnya itu.

Tentang sekolahnya, sebenarnya kedatangan Rinra pulang ke Makassar Jumat itu adalah untuk menyampaikan kabar gembira tentang hasil sekolahnya"Dia hanya mau membanggakan NIP-nya (nomor induk pegawai) kepada kami di rumah"Rinra juga menyampaikan kalau dia sudah berhak menerima gaji"Tapi dia bilang, Bu, kok kecil skali ya hanya Rp800 ribu, nda cukup nih buat beli hape," kenang Uli tentang kepolosan anaknya ituTapi, Rinra tetap berjanji untuk memberikan uang gaji pertamanya kepada ibu tercinta"Katanya, gajinya nanti banyak karena dirapel," ujar Uli.

Rupanya dua malam bersama keluarga adalah dua malam terakhir sekaligus berpamitan kepada merekaTak hanya kepada keluarganyaRupanya Rinra sempat bertutur kepada salah seorang petugas PJR gubernur"Pak Nasir, tetap disini ya, saya akan kembali lagi Senin," tutur ajudan Ibu Uli, Krishna Anwar kepada penulis.

Maka, Senin kemarin hingga  Selasa ini, menjadi hari duka bagi semua yang pernah dekat dengan Rinra Sujiwa Syahrul PuteraSelamat jalan kembali ke Haribaan-NyaSang pemilik yang asli(Anita Anggriany)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya soal Absensi, Menteri ESDM Emosi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler