jpnn.com, JAKARTA - Industri perfilman Indonesia ikut terguncang akibat pandemi Covid-19. Meskipun bioskop telah dibuka, tingkat kepercayaan masyarakat menonton film di layar lebar masih rendah.
Padahal, penelitan yang dilakukan Fraunhofer Institute for Building Physics (Fraunhofer IBP) di Jerman, menyebutkan bioskop adalah tempat dengan risiko infeksi paling rendah.
BACA JUGA: Bobby: Anak Usia 12 Tahun Sudah Bisa Masuk Bioskop
Sebuah proyek bernama CineCov menguji dispersi partikel aerosol di auditorium bioskop melalui pengukuran dan pengujian yang ketat.
"Udara panas yang diembuskan oleh penonton naik ke atas. Terutama yang disebut ventilasi perpindahan khas untuk bioskop memanfaatkan efek ini. Ini memiliki keuntungan yang menentukan bahwa aerosol dan virus yang dikandungnya dapat dihilangkan secara efektif," kata Profesor Dr. Gunnar Grun, manajer proyek CineCov, dikutip dari SelluoidJunkie, Senin (13/12).
BACA JUGA: Bioskop Kembali Dibuka, Pemerintah Siapkan Tiga Skema Ini
Temuan ini didukung oleh data dari aplikasi pelacakan kontak Luca Jerman, yang memiliki persentase yang sangat rendah, hanya 1,7%.
"Analisis ilmiah saat ini membuktikan bahwa bioskop dapat dioperasikan dengan aman untuk orang-orang dengan risiko infeksi yang rendah,” kata Dr. Thomas Negele, penggagas CineCov yang juga mantan presiden SPIO, Organisasi Industri Film di Jerman.
BACA JUGA: Bioskop Mulai Dibuka, Sandiaga Uno Ingin Industri Perfilman Bangkit
Dia mengaku sulit memahami alasan bioskop tunduk pada peraturan akses yang lebih ketat daripada restoran.
Menurutnya, bioskop menjadi tempat dengan risiko Covid-19 terendah jika dibandingkan dengan pub, restoran, sekolah, gereja, atau tempat umum lainnya.
"Ini harus menjadi fokus kita semua untuk menstandarisasi langkah-langkah keamanan terbaik untuk masa depan," ujarnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh