jpnn.com - SURABAYA - Begitu mendapat kabar soal pengungkapan kasus pencabulan anak di bawah umur, di Surabaya, sang wali kota Tri Rismaharinilangsung hadir di Mapolrestabes Surabaya untuk melihat para tersangka dan korban. Tanpa bisa berbicara, Risma memandangi satu per satu wajah para pelaku. Marah dan kecewa tersirat dari wajahnya.
”Kamu kelas berapa? Kalau dipenjara gimana? Gak kasihan sama orang tua kalian?” cetus Risma kepada para pelaku. Matanya pun berkaca-kaca melihat kelakuan anak-anak di bawah umur itu.
BACA JUGA: Pemerkosa Bocah SD di Gubuk dengan Enaknya Bilang Begini
Ada kesan tidak percaya anak-anak tersebut sampai melakukan aksi pencabulan.
Setelah mengetahui latar belakang korban, Risma pun tak ragu menyebut kasus pencabulan itu masih berkaitan dengan lokalisasi PSK Dolly yang ditutupnya dua tahun lalu. Ada benang merah yang bisa ditarik dari sana.
BACA JUGA: Saking Ketagihannya Dicabuli Geng SD-SMP, Bocah Itu Sampai Rela...
Sebab, ibu korban adalah bekas PSK di Dolly. ”Saya tutup Dolly itu tujuannya ya untuk menyelamatkan anak-anak seperti ini. Lingkungan seperti itu berdampak buruk bagi mereka,” ungkapnya.
Risma mengaku sangat sedih atas mencuatnya kasus pencabulan tersebut. Apalagi, korban mengalaminya sejak usia empat tahun. Risma juga tidak ingin menyalahkan para pelaku. Sebab, faktor lingkungan dan pengaruh negatif internet juga ikut menjadi pokok per- masalahan moral yang ada pada kasus itu.(rid/did/c5/c9/kim)
BACA JUGA: Kali Ini di Lampung: Siswi SD dan SMP Digilir 8 Pemuda di Gubuk
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tujuh Pemerkosa Yuyun Belum Dipindah ke Lapas, Ini Alasannya
Redaktur : Tim Redaksi