jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Relawan Golkar Jokowi (Gojo) Rizal Mallarangeng mengkritik akademisi Rocky Gerung lewat tulisannya berjudul ‘Rocky Gerung, Kembang, dan Bowoisme.”
Tulisan yang dimuat di Qureta.com itu rupanya viral di media sosial. Belum sampai 24 jam, artikel itu dilihat lebih 60 ribu viewers dan lebih 15 ribu share.
BACA JUGA: Ahmad Basarah: Bung Karno Menolak Ateisme dalam Pancasila
Rizal pun mengungkapkan alasannya mengkritik Rocky Gerung, akademisi yang dikenal dengan jargon ‘akal sehat’ itu melalui tulisan.
“Kenapa saya kritik dia dengan tulisan? Untuk mengingatkan dia, dan juga, kaum intelektual tidak dinilai dari omongannya tapi dari tulisannya. Kalau perdebatan secara tertulis, pendapat jadi lebih sistematis dan mendalam," kata Rizal Mallarangeng dalam siaran tertulisnya, Selasa (12/2).
BACA JUGA: Penjelasan Kombes Argo Kasus Rocky Gerung
Dalam tulisannya, Rizal menilai Rocky Gerung tidak berimbang dalam menyajikan fakta-fakta tentang capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Ada keberpihakan, Rocky condong ke Prabowo dan berbagai uraiannya sudah menjadi semacam mono-kritik terhadap Jokowi," kata Rizal yang mengaku bersahabat dengan Rocky Gerung sejak tahun 1980-an.
BACA JUGA: Rocky Gerung: Perbandingannya tentu Masanya Pak SBY
Seharusnya, kata Rizal, akademisi yang menjadikan akal sehat sebagai konsep perjuangan harus menimbang fakta dan argumen, serta mengarahkan 'pedangnya' kepada semua pihak di ruang publik tanpa terkecuali. "Penguasa bisa benar bisa salah, demikian pula kaum oposisi," ujarnya.
Dia juga menambahkan, seharusnya Rocky tidak membedakan Prabowo dan Jokowi, atau berlindung di balik argumen bahwa seorang akademisi harus selalu mengkritik kekuasaan.
"Dia memiliki bakat yang baik sebagai seorang pengkritik di luar sistem. Terus terang, agar berimbang dan tidak melulu mengulas soal Jokowi, saya sangat ingin mendengar bagaimana Rocky menjelaskan atau mengkritik apa yang ingin saya sebut sebagai Bowoisme," katanya.
“Bowoisme adalah cara berpikir Prabowo dalam melihat situasi Indonesia. Paham ini sudah usang, sudah menjadi hantu masa lalu, yang kini terus dihidupkan oleh Prabowo,” ujar Rizal menambahkan.
Soal kemungkinan Rocky akan menanggapi tulisan tersebut, Rizal mengaku tidak yakin. "Tapi kalau dia menulis balik, boleh juga. Polemik tertulis adalah metode kaum intelektual untuk bertukar pikiran. Kalau cuma talkshow, perdebatan biasanya hanya di kulitnya saja. Oke juga, tapi kurang berisi,” ujar Rizal.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Diperiksa Polisi, Rocky Gerung Sebut Pelapor Gagal Paham
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh