jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Indonesia 2015-2016 Rizal Ramli menilai ada beberapa alasan yang membuat penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia berkategori minus.
Sebab, kata Rizal, pemerintah tergolong lambat merespons pandemi yang berawal di Wuhan, China. Ketika itu pemerintah selalu menyangkal Covid-19 bisa masuk Indonesia.
BACA JUGA: Rizal Ramli: Pemerintah Dablek, Pinjam Duit Bunganya 2 Kali Lipat, Rakyat Diuber-uber Pajak
"Ada mengatakan joke, orang Indonesia tidak mungkin kena Covid-19, orang Indonesia kebal, dan sebagainya. Itu habis tiga bulan proses penolakan dan joke itu," kata eks Menko Ekuin itu saat diskusi yang disiarkan Gelora TV yang dilihat JPNN.com, Jumat (30/7).
Menurut Rizal, negara tetangga seperti Vietnam tidak seperti Indonesia menyikapi pandemi. Negara beribu kota Hanoi itu menutup semua perbatasan dengan China.
BACA JUGA: Rizal Ramli: Ini Pemerintah Dobel Ndablek
Indonesia pada sisi lain justru membuka pintu masuk Tenaga Kerja Asing asal negara Tirai Bambu.
"Jadi, negara lain ketika ada di China, langsung ambil tindakan imigrasi. Indonesia bikin lelucon selama tiga bulan, bantah-bantahan, dan tetap mengizinkan TKA China datang," ujar dia.
BACA JUGA: Sektor Pertanian Tuai Pujian dari Rizal Ramli: Yang Lain Rontok
Menurut Rizal, pemerintah bersikap telat menyusul temuan Covid-19. Pemerintah mulai menyusun anggaran setelah penularan virus ditemukan di tanah air.
Eks Menteri Keuangan itu mengatakan, pemerintah berdasarkan data Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menentukan anggaran penanggulangan pandemi sebesar Rp 1.035 Triliun dengan hasil yang mengecewakan.
"Ditetapkanlah anggaran dan menurut BPK habis selama 2020 untuk mengurangi Covid-19 dan dampaknya Rp 1.035 Triliun sepanjang 2020. Hasilnya apa? Nol, nol, nol," tutur dia.
Menurut Rizal, ada dua kemungkinan yang membuat penanganan pandemi di Indonesia tetap buruk meski ada anggaran besar. Dirinya kemudian berbicara tentang mismanajemen dan korupsi.
"Kok, bisa, sih, Rp 1035 triliun uang besar tetapi tidak ada dampaknya," kritik alumnus Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat itu.
Rizal mengatakan, dari awal Maret 2020 seharusnya anggaran penanganan pandemi fokus tiga hal yaitu menekan penularan, subsidi rakyat, dan menaikkan produksi pangan.
"Jadi, tiga saja. Lupakan hal lain," pungkas dia. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan