jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Gerakan Masyarakat Sipil untuk Pemilu Bersih, Adhie Massardi mengatakan praktek politik uang dalam pemilu legislatif 9 April lalu merupakan yang terparah. Karena prosesnya sudah bermasalah, menurut Adhie, hasilnya hanya akan mengantarkan mayoritas politisi bermasalah ke DPR.
"Pileg 9 April lalu diwarnai politik uang terparah sepanjang sejarah pemilu di Indonesia. Hasilnya tentu akan mengantarkan mayoritas politisi bermasalah ke institusi perwakilan rakyat," kata Adhie Masardi, di Jakarta, Jumat (25/4).
BACA JUGA: PDIP Juga Tunggu Capres Hasil Konvensi
Karena tingginya potensi masalah di legislatif nantinya, Adhie menyatakan bahwa satu-satunya harapan agar negara ini bisa bergerak ke arah yang lebih baik, sangat ditentukan oleh presiden dan wakilnya yang akan dipilih 9 Juli 2014.
"Perubahan lewat legislatif sudah masuk kuburan. Perubahan diharapkan hanya akan datang dari eksekutif," kata mantan juru bicara Presiden Gus Dur itu.
BACA JUGA: KPK Eksekusi ââ¬Å½Terpidana Suap Master Steel
Mencermati dua kandidat capres saat ini yakni Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Joko Widodo dari PDI-P, Adhie juga menemukan potensi masalah yang cukup serius. "Prabowo dan Jokowi itu capres dengan modal elektabilitas dan popularitas tinggi. Soal kapasitas dan integritasnya masih perlu untuk dicermati," ujarnya.
Lain halnya lanjut dia, kalau capres Jokowi atau Prabowo mau melepaskan diri dari masalah politik pragmatis yang biasanya berujung pada bagi-bagi kekuasaan dan menentukan cawapresnya atas dasar kapasitas dan integritas yang sudah teruji.
BACA JUGA: Gerindra Janji Tambah Anggaran KPK
"Misalnya Jokowi bersama Megawati, atau Prabowo Subianto memutuskan cawapresnya mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, itu akan terlihat langsung arah bangsa ini," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aceng Fikri Lolos DPD, Linda Gumelar Kehabisan Kata-kata
Redaktur : Tim Redaksi