jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Willy Aditya meminta Habib Rizieq Shihab dan TNI-Polri sama-sama menahan diri, tidak berlebihan yang justru akan merugikan rakyat sendiri.
Willy menilai Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerja sama antaranak bangsa ke depan.
BACA JUGA: Anies Dipanggil Polda Metro Gegara Habib Rizieq, Ini Tanggapan Wagub DKI
Hal ini disampaikan Willy menanggapi pernyataan Kapolri Jenderal Idham Azis yang meminta seluruh masyarakat, tanpa terkecuali, menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Begitu juga pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang meminta anak buahnya tegak lurus dan mengancam akan menghadapi pihak-pihak yang mengganggu stabilitas negara. Di samping itu, Willy juga mengingatkan Habib Rizieq yang melakukan acara yang menghimpun massa.
BACA JUGA: NS Sering Begituan dengan Pacar, Hamil, Malu
"Saya kira itu penegasan saja dari TNI dan Polri. Penegasan bahwa apa pun yang dilakukan, dan siapa pun yang melakukan, jangan sampai melebihi batas batas kewajaran. Orang boleh bikin acara macam-macam, boleh beraktivitas apa saja, tetapi patuhi ketentuan yang ada. Patuhi protokol yang ada, demi kebaikan bersama," kata Willy kepada JPNN.com, Senin (16/11).
Politikus NasDem itu juga meminta pihak yang berwenang agar tidak diskriminatif. Dia menilai penegakan hukum harus setara dengan siapa pun juga.
BACA JUGA: Pratama Bobol Asrama TNI AD, Ini Barang yang Didapat, Sukurin
"Tegas dan ketat terhadap yang satu, tetapi longgar terhadap yang lain itu sangat tidak elok. Karena publik akan senantiasa melihat perilaku para pemimpinnya," kata Willy.
Willy mengharapkan, setiap pihak bisa menahan pernyataannya agar tidak memprovokasi masyarakat. Menurut dia, pernyataan yang memprovokasi justru hanya meresahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita ini masih berjuang mengatasi pandemi. Gelombang kedua tengah terjadi di Eropa. Ekonomi kita tengah beranjak naik kembali untuk pulih dari resesi. Jangan gara-gara pernyataan yang tidak perlu, atau stetemen yang tidak arif, statement penuh kebencian, apa-apa yg sudah kita capai menjadi sia-sia," kata Willy.
Willy juga menilai pernyataan Kapolri maupun Panglima ditujukan kepada siapa pun, utamanya tokoh masyarakat, pemuka agama, figur publik, termasuk para kepala daerah.
Namun, Willy mengingatkan politik itu harus bertujuan untuk menata kehidupan bersama, merumuskan kebaikan, dengan cara yang baik pula.
"Politik itu bukan untuk menyingkirkan yang berbeda, apalagi menindas yang kecil atau yang minor. Jika itu yang terjadi, itu namanya kesewenang-wenangan, itu namanya kezaliman, bukan politik," kata Willy. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga