jpnn.com, MATARAM - Tokoh asal Kota Mataram Rohman Farly tidak menampik fakta bahwa kemajuan ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB) itu memang sangat pesat.
Namun, menurut dia, kemajuan itu seharusnya juga dinikmati oleh semua kalangan, terutama generasi muda.
BACA JUGA: Generasi Muda Harus Berkolaborasi untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0
"Saya berbincang dengan beberapa remaja, ruang khusus untuk mereka berkreasi belum maksimal di kota," katanya, Selasa (6/8).
BACA JUGA: Waralaba Lokal Stagnan, Asing Dominan
BACA JUGA: KNPI Ingatkan Anak Muda Jangan Cuma Menikmati Kopi, Awas, Ada Perang Asimetris
Sekda Lombok Timur itu tak membantah Pemkot Mataram sudah memberikan perhatian, tetapi masih terbatas.
Di antaranya, pemenuhan fasilitas olahraga seperti arena basket, skateboard, ataupun lapangan sepak bola.
BACA JUGA: AMPI : Saatnya Anak Muda Indonesia Ikut Bangun Bangsa
"Itu saja tak cukup. Perlu sentuhan lain juga karena kesukaan anak muda di kota itu beragam," bebernya.
Dia memberi contoh di kota perlu dibangun semacam bengkel kreatif dan ruang untuk belajar dan memperdalam kemampuan.
Contohnya bidang multimedia, desain grafis, videografi, ataupun digital marketing.
"Pokoknya bidang yang sedang digandrungi dan menjadi hobi anak muda," ujarnya.
Dia menambahkan, anak muda di kota besar yang memiliki passion di bidang multimedia, desain grafis, videografi, ataupun digital marketing serius memperdalam ilmu karena menemukan banyak partner dan mitra.
Selain itu, fasilitas juga sangat mendukung. Hal itu membuat mereka bisa ahli desain kenamaan, pembuat konten video andal, perancang aplikasi digital, hingga influencer kenamaan di media sosial.
"Kalau anak muda di Kota Mataram, pasti memandangnya baru sebatas hobi. Kreasi mereka belum bisa dikembangkan," lanjutnya.
Bagi Farly, tidak ada salahnya ruang kreasi anak muda mulai dipikirkan. Kota Mataram memiliki enam kecamatan dan 50 kelurahan.
Menurut dia, semua bisa dimulai dengan membangun bengkel kreatif di tiap kecamatan yang dikelola seperti rumah bersama bagi anak muda.
"Kita gali kesukaan anak di masing-masing kecamatan. Setelah pemetaan baru kemudian bengkel kreatif ini menjadi lokasi belajar sesuai dengan karakter anak muda tiap kecamatan," jelasnya.
Dia mengaku, membangun konsep ini tentu tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya manusia (SDM) dari dalam daerah.
Perlu juga kontribusi dari para pakar yang sudah mumpuni di kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, ataupun Bandung.
"Saya kenal beberapa di antara dari mereka. Mereka sangat siap ketika kami ajak bertukar pikiran di daerah," tambahnya.
Perhatiannya yang besar kepada kalangan muda, tambah Farly, didasari dengan kemajuan dan perkembangan zaman.
Kondisi saat ini, anak muda harus dilibatkan dalam urusan teknologi dan pembangunan. Bagi kalangan tua, agak susah ketika harus memperdalam bidang teknologi yang kian maju.
"Contoh saja, kita orang tua cari uang masih jadi pegawai atau karyawan terikat. Anak muda, sekarang jadi Youtuber atau ahli desain sudah kaya mereka. Kita mau mengejar itu? Menggunakan WhatsApp (WA) saja masih suka bingung," sambungnya lantas tertawa.
Farly yakin, dari Kota Mataram akan lahir anak muda kreatif dan inovatif yang akan membangun daerah.
Menurut dia, kuncinya ada keberpihakan pemerintah kepada generasi muda, mengarahkan, serta memberi ruang yang tepat.
"Anak muda lebih paham kebutuhan sesamanya dibanding kita yang tua. Jadi, jangan lagi (anak muda) disepelekan," tegasnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selandia Baru Apresiasi Indonesia Cetak Generasi Muda Pertanian Lewat Pendidikan dan Teknologi
Redaktur & Reporter : Ragil