Rotan Dilarang Ekspor, PHK Mulai Terjadi

Kamis, 01 Desember 2011 – 12:11 WIB
SAMPIT – Hari ini (1/12) kebijakan larangan ekspor rotan mulai diberlakukanPemberlakuan larangan ekspor ini benar-benar memukul petani dan pengusaha rotan di Provinsi Kalteng, termasuk di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)

BACA JUGA: Serap Rp5 T, 2013 Bandara Kualanamu Beroperasi

Bahkan ternyata, gelombang pemecatan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja rotan sudah dilakukan sebulan terakhir dengan alasan efisiensi dan berfluktuasinya permintaan.

Dahlan Ismail, salah seorang pengusaha rotan di Kecamatan Kota Besi mengatakan, PHK tak bisa dihindari karena dirinya dan pengusaha lainnya juga tidak sanggup mempekerjakan lagi seluruh karyawan karena permintaan rotan makin lesu
Para pengusaha sangat berat dan merasa sedih, namun keputusan PHK mau tidak mau terpaksa dilakukan.

“Karyawan saya dulunya 160 orang, tapi setelah muncul wacana itu (larangan ekspor rotan) secara bertahap terpaksa dikurangi sehingga sekarang yang tersisa hanya sekitar 50 orang

BACA JUGA: Ditjen Pajak Tak Tahu Penyimpangan Pajak Rp1 Triliun

Semua bagian terpaksa ada yang dirumahkan, mulai dari bagian pembersihan, pengepakan dan lainnya
Pengusaha rotan lainnya rata-rata juga terpaksa melakukan hal itu,” kata Dahlan.

Dahlan mengaku sangat sedih melihat kenyataan itu karena sebagian besar karyawan mengandalkan biaya hidup dari penghasilan sebagai pekerja rotan

BACA JUGA: Ekonomi Dikelola Secara Naif, BI Lakukan Proteksi

Banyak pekerja yang di-PHK mengeluh kepadanya, namun dia tidak bisa berbuat banyak karena keputusan itu terpaksa dilakukannya untuk menghindari kebangkrutan

Saat ini pelaku bisnis rotan masih bisa mengekspor rotan karena batas pengiriman terakhir yakni pada 20 Desember mendatangMenurut informasi, kata Dahlan, saat ini kuota ekspor rotan Kalimantan masih tersisa sekitar 300 ton dari 6000 ton yang dijatah pemerintah pusat.

Harga rotan sepekan terakhir cukup baik, bahkan merupakan yang tertinggi selama ini yaitu Rp 3.400 per kilogramHal ini karena selama ini gonjang-ganjing wacana larangan ekpor rotan terjadi dua bulan terakhir, banyak pengusaha yang tidak memanen rotan sehingga saat kuota kembali dikeluarkan bulan lalu, stok kosong sehingga harga melambung.

Meski begitu, Dahlan memprediksi mulai hari ini (1/12) harga rotan akan turun menjadi Rp 3.300 hingga Rp 3.000 per kilogram karena pengepul rotan akan mulai mengurangi pembelian menjelang efektifnya pemberlakuan larangan ekspor rotan per JanuariDia memprediksikan, permintaan rotan akan benar-benar anjlok sekitar tanggal 10 Desember nanti karena batas terakhir pengiriman yakni 20 Desember 2011 nanti.(nor/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tata Niaga Gula Mengarah Pada Liberalisasi Perdagangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler