Roy Tanggung Jawab

Siap Revisi UU dan Berbicara dengan Kementerian

Selasa, 24 Desember 2013 – 05:33 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Menteri Pemuda Dan Olahrag (Menpora) Roy Suryo menyebut kegagalan memenuhi target di SEA Games mutlak menjadi tanggung jawabnya. Namun, dia menilai kesalahan bukan di program Indonesia Emas (Prima), melainkan ada dalam tubuh KOI (Komite Olimpiade Indonesia) dan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).

 

Roy menyebut, capaian Indonesia dengan 65 emas, 84 perak, dan 111 perunggu, memang jauh dari target 120 emas. Apalagi secara klasemen Indonesia berada di peringkat empat klasemen akhir, melorot tiga peringkat dari status juara umum, pada SEA Games 2011 silam.

BACA JUGA: Bidik Tempat di Timnas Senior

"Saya yang mengambil tanggung jawab atas ketidakberhasilan di SEA Games," katanya kemarin (23/12).
            
Setelah melihat perolehan medali lawan, Roy memperhitungkan sebelumnya Indonesia minimal berada di peringkat dua atau tiga klasemen akhir perolehan medali. Namun, itu tidak berhasil diwujudkan karena lawan juga tampil maksimal.
            
Dari perolehan medali, presentase cabor yang mencapai target medali hanya 13,8 persen atau ada lima cabor. Yakni, biliar (2 emas dari target 1), Catur (5 emas dari target 2), Wushu (4 emas sesuai target), Badminton (sesuai target 3 emas), Equestrian (sesuai target 2 emas).

BACA JUGA: Perbaiki Fisik dan Stamina

Sementara itu, 44, 4 persen, setara 16 cabang disebut Roy lumayan atau mendapat emas tapi tidak memenuhi target. Di sisi lain, 15 cabor atau 41 persen dinyatakan gagal  karena dari target emas tidakd apat sama sekali.

"Jangan pernah salahkan atlet. Kita hanya berhasil 65 emas dari 120 yang diincar. Tapi kita masih bisa melihat kita meraih total 260 medali, nomor dua di bawah Thailand dengan 282 medali," tuturnya.

BACA JUGA: PSSI Umumkan Susunan Pelatih Baru Timnas Senior

"Mereka telah berjuang, kami apresiasi dan ada penghargaan yang akan mereka terima pada Januari nanti," katanya.

Meski demikian, lelaki berkumis tersebut menilai kegagalan mencapai target ini bukan hanya kesalahan kementeriannya semata. Salah satu penyebab lainnya adalah ketidakharmonisan KONI dan KOI yang sudah ditunjukkan sejak jauh-jauh hari.

Untuk itu, Roy menegaskan langkah pasca evaluasi yang pertama nantinya adalah memaksimalkan kinerja Prima. Yakni, dengan menjalankan program lebih efisien dan efektif. Sebab, Roy melihat program Prima tak maksimal akibat adanya hubungan tidak harmonis antara KONI dan KOI.

'Kami akan mengevaluasi Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) 2005, yang  memisahkan KON (sebutan KONI di UU, Red) dan KOI. Tidak boleh ada program yg berjalan sendiri-sendiri,' ujar lelaki asal Jogja tersebut.

Permasalahannya lebih kepada bagaimana tugas dan fungsi yang dijalankan selama ini oleh KOI dan KONI tak berjalan beriringan, tapi justru ada persaingan. Mulai dari sub unit pembinaan, pengiriman sampai akhirnya ada somasi dari KONI untuk KOI. Karena itu, rencananya pada Januari nanti, akan ada reformasi KONI-KOI.

"Kami harus didudukkan bersama, baik KONI atau KOI tak perlu cari kesalahan, Kesalahan KOI itu kesalahan KONI demikian sebaliknya, dan kesalahan mereka adalah kesalahan Kemenpora," terang Roy.

Selain permasalahan di pihak luar, salah satu yang akan dibenahi lagi oleh Roy, adalah terkait hubungan dengan kementerian lain. Pertama, dia akan berbicara dengan pihak kementerian BUMN terkait pendanaan langsung cabang olahraga yang berada di bawah mereka.

Harapannya, meskipun selama ini sudah berjalan, Roy menilai banyak perjalanan pendanaan itu masih lambat dan belum sempurna. "Saya akan bicarakan agar bisa dipercepat," ucapnya.

Selain itu, terkait dengan pencairan anggaran, Roy dengan serius akan membicarakandengan kementerian keuangan. Tujuannya, proses yang ribet selama ini, itu agar bisa diberi kesempatan khusus untuk olahraga.
            
Pertimbangan Roy, bahwa mereka harus langsung mempersiapkan diri pada Januari nanti, untuk menghadapi Asian Games 2014 di Incheon Korsel.
            
"Jangan sampai kejadian tim dayung pinjam perahu, equestrian pinjam kuda terulang. Ini akan jadi konsen kami menghadapi Asian Games ini," tegas dia. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Kiper Serie A Dengan Clean Sheet Terlama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler