Rp 2,5 M Cair untuk Klub Liga 1 Serius Bina Pemain Muda

Sabtu, 17 Maret 2018 – 06:15 WIB
Bermain sepak bola. Ilustrasi Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Klub-klub peserta Liga 1 musim 2018 akan mendapat subsidi Rp 7,5 miliar. Bedanya dengan musim lalu, Rp 2,5 miliar di antaranya hanya bisa dicairkan dengan catatan, yakni untuk pengembangan sepak bola usia dini.
--
Tidak ada lagi regulasi yang mengatur soal pemakaian pemain U-23 dalam starting line-up seperti musim lalu di Liga 1.

Musim ini, PSSI hanya mewajibkan klub mengontrak tujuh pemain yang berusia muda tanpa ada kewajiban dimainkan. Tapi, PSSI memberikan tugas tambahan kepada klub.

BACA JUGA: Azrul Ananda: Silakan Cerca Saya, Jangan Pemain dan Pelatih

Ya, ada kewajiban bagi klub Liga 1 untuk memiliki pembinaan usia dini yang berjenjang. Apabila tidak dijalankan, maka subsidi sebesar Rp 2,5 miliar dari total subsidi Rp 7,5 miliar bisa saja tidak dicairkan.

Dengan sistem saat ini, setiap bulan PSSI akan mencairkan Rp 625 juta mulai April hingga November.

BACA JUGA: Tambahan Striker Asing Belum Ada, Persebaya Butuh Kiper Baru

Lalu, bagi klub yang pembinaan usia dininya sudah jalan, bisa mendapatkan sejak awal apabila ada laporannya.

’’Sisanya, kami akan bagikan ketika klub membuat laporan tentang kegiatan program PSSI itu,’’ kata Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Berlinton Siahaan.

BACA JUGA: Inilah Jadwal Pekan Pertama Liga 1 Musim 2018

Berlinton menjelaskan nantinya klub memang bakal mendapatkan dana yang berbeda di awal musim.

Ada yang lebih besar ketika laporan ataupun kegiatan mengenai program PSSI itu berjalan. ’’Tapi secara keseluruhan, total yang diterima tetap Rp 2,5 miliar,’’ bebernya.

Dia menambahkan, soal pembinaan pemain muda, tidak melulu soal akademi yang dimiliki klub.

Artinya, tim-tim tradisional seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, atau Persebaya Surabaya yang punya kompetisi internal juga masuk kategori itu. ’’Jadi, kompetisi internal itu diendorse oleh klubnya lewat dana bantuan dari kami,’’ lanjutnya.

Bagi klub-klub tradisional seperti Persebaya, Persib, dan Persija memang tidak kesulitan. Sebab, sejak dulu mereka telah memiliki kompetisi internal dan turnamen usia dini di setiap level.

Lalu, beberapa klub non-Perserikatan juga memiliki akademi, seperti Arema FC dan Bali United.

Meski begitu, tidak semua klub Liga 1 punya itu. Salah satunya adalah Perseru Serui. Rencananya, mereka akan membuat akademi agar dana tersebut bisa segera cair.

Manajer Perseru Kilion Imbiri mengatakan, akan terus berkoordinasi terkait hal tersebut. ’’Ini demi sepak bola bangsa, kami akan lakukan itu dengan baik,’’ lanjutnya.

Namun, Kilion mengakui bahwa mereka sedikit kecewa dengan berkurangnya dana bantuan khusus untuk klub.

Dia mengatakan, Perseru sebagai tim yang lokasinya jauh dari mana pun butuh biaya yang tinggi.

’’Kami 17 kali away musim ini, pulang-pergi. Tapi, mau bagaimana lagi ini sesuai dengan arahan PSSI ya harus dijalankan,’’ ungkapnya.

Di sisi lain, Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono angkat bicara terkait Liga 1 yang tidak mewajibkan memainkan pemain U-23 musim ini. Hanya berstatus dikontrak saja.

’’Tahun lalu alasannya pelatih timnas (U-23) Luis Milla ingin melihat kompetisi. Untuk sekarang skuad Asian Games (2018) 90 persen sudah terpantau, jadi tidak perlu lagi,’’ terangnya.

Jadi, pria yang akrab disapa Jokdri itu menegaskan bahwa kewajiban tujuh pemain U-23 dikontrak oleh klub itu tidak untuk menjaring pemain. Tapi, menjadi bagian youth development.

’’Jadi Liga 1 bisa fokus pengembangan lebih ke bawah lagi, U-19,’’ katanya. (rid/ham)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Arema: Main Jam 12 Pun Kami Siap Lawan Persebaya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler