RPH Ayam di Cengkareng Diprotes Warga

Selasa, 28 Desember 2010 – 04:04 WIB

KEBERADAAN rumah potong hewan (RPH) ayam di Cengkareng, Jakarta Barat, membuat warga sekitar resahPencemaran RPH tersebut dinilai semakin parah apalagi keberadaannya di tengah-tengah pemukiman padat penduduk

BACA JUGA: Puncak Macet Total

Warga meminta pemerintah bertindak tegas dengan menutup RPH tersebut


Lokasi RPH ayam itu tepatnya di RT 07/02 yang berbatasan dengan RW 03, Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng

BACA JUGA: Antusiasme Warga Tangsel untuk Timnas

Pencemaran yang paling nyata adalah bau busuk yang menyengat hidung di lingkungan sekitar
Belum lagi limbah kotoran serta potongan tubuh ayam yang tidak terjual dibuang ke Kali Apuran

BACA JUGA: GBI Rayakan Natal di Senayan



”Di Jakarta orang merokok sembarangan saja dilarangIni bau busuk dari rumah potong ayam kok dibiarkan sajaSeharusnya sama-sama dong, namanya juga pencemaranPemerintah harus adil,” ungkap Trisno, 41, warga sekitar seperti dikutip Indopos (grup JPNN)Trisno merasa heran dengan sikap pemerintah yang membiarkan RPH ayam tersebut beroperasi

Padahal di lain sisi pemerintah gencar memberantas unggas dengan isu ancaman wabah flu burung yang mematikanNamun keberadaan RPH ayam yang diduga illegal itu dibiarkan sajaPadahal keberadaannya jelas-jelas di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.  

”Kita warga juga berhak untuk menghirup udara segarMending menghirup asap rokok walaupun tidak sehat tapi ada harum-harumnyaLah ini kita disuruh cium bau tahi ayam tiap hari,” paparnya

Menurutnya, seharusnya yang paling bertanggung jawab adalah Sudin Peternakan dan Perikanan Pemkot Jakarta BaratNamun entah kenapa, pihak pemkot selama ini tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan praktik RPH yang diduga ilegal tersebut”Menghirup bau tak sedap sudah kami alami lebih dari tujuh tahunTerkadang saking baunya tak jarang membuat sesak nafas,” ujarnya

Keberadaan RPH tersebut memang tersembunyiPemiliknya sengaja membangunnya dengan semi permanen serta menutup bagian luar dengan triplek.  Agar tidak terlalu mencolok, RPH setempat mengedrop ayam-ayam pada dinihariDiperkirakan setiap hari RPH tersebut memotong sekitar 500 ekor ayamHasilnya didistribusikan ke pasar-pasara tradisional wilayah Cengkareng dan Kalideres

”Yang semakin membuat warga kesal, kotoran ayam dan bagian dalam ayam yang tidak terpakai dibuang ke Kali Apuran yang membuat kali selain lebih cepat dangkal juga airnya menjadi bau,” paparnyaMenurut Trisno, sebelum bertindak lebih jauh, warga meminta pihak terkait menertibkan RPH ayam itu

”Karena memang sudah sangat mengganggu, sangat bau sekali,” ungkapnyaSementara itu Kasudin Peternakan dan Perikanan Pemkot Jakarta Barat, Kusdiana, yang dimintai keterangan atas persoalan tersebut mengungkapkan, untuk mengatasi masalah RPH ayam tersebut tidaklah mudahKusdiana meminta warga sekitar membuat pernyataan resmi disertai pengumpulan tanda tangan untuk menutup RPH itu.

Baru dengan cara tersebut pihaknya bisa bertindak”Tapi selain syarat tersebut saya juga akan berkoordinasi dengan lurah setempat demi memastikan keberadaan RPH ayam itu agar penanganannya ke depan benar-benar tuntas,” tuturnya.

Kusdiana mengaku, jika benar-benar ditertibkan pihaknya kesulitan untuk merelokasiSebab sampai saat ini belum mendapatkan lahan untuk relokasi RPH”Namun sesuai rencana demi terciptanya satu relokasi agar mudah dikontrol demi meminimalisir penyebaran penyakit flu burung, tahun 2011 sudah direncanakan dua lokasi yaitu wilayah Cengkareng dan Kalirederes sebagai tempat relokasi RPH di wilayah Jakarta Barat,” tegasnya.(dni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Monas Tanpa Perayaan Pergantian Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler