RSPAD Memastikan Penelitian Vaksin Nusantara Mengikuti Kaidah Ilmiah

Senin, 19 April 2021 – 14:44 WIB
Seorang vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto memastikan bahwa penelitian Vaksin Nusantara menggunakan sel dendritik akan mengikuti semua kaidah-kaidah ilmiah.

Hal ini ditegaskan Direktur Pelayanan Kesehatan RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro saat menjadi narasumber jumpa pers tentang Vaksin Nusantara, yang dipimpin Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Ahmad Riad di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4).

BACA JUGA: Mayjen Achmad Riad: Vaksin Nusantara Bukan Program TNI

"Ini adalah suatu penelitian sel dendritik di RSPAD, begitu ya. Penelitian ini nanti harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah," kata Brigjen Nyoto.

Menurut dia, sel dendritik sebenarnya sudah digunakan untuk pengobatan kanker. Namun, lanjut dia, saat ini dikembangkan untuk penanganan Covid-19.

BACA JUGA: Soal Kontroversi Vaksin Nusantara, Menkes Budi: Mending Saya Lobi Pfizer

"Memang ini dicoba barangkali untuk membuat vaksin yang dari dendritik terutama ditujukan untuk vaksin. Diharapkan untuk vaksin Covid-19," jelasnya.

Oleh karena itu, penelitian Vaksin Nusantara akan dilakukan secara baik sehingga bisa sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

"Diterima secara ilmiah kemudian memang harus disetujui oleh beberapa pemangku untuk melegalkan dendritik tersebut untuk pembuatan vaksin dalam hal ini," ujarnya.

BACA JUGA: Polemik Vaksin Nusantara Vs BPOM, Jokowi Diminta Turun Tangan

Lebih lanjut dia menjelaskan terkait gejala ikutan sebagai akibat pemberian vaksin di antaranya rasa sakit, demam dan lainnya, itu merupakan hal biasa. Menurut dia, itu merupakan gejala-gejala yang bisa diatasi.

“Artinya, itu adalah efek samping ya tetapi bisa diatasi barangkali kalau yang gejala-gejala normal, yang muncul-muncul itu bidang pokok penelitian pasti itulah yang akan dicatat gejala efek samping," kata dia.

Menurutnya, efek samping dalam uji coba penelitian itu akan dicatat dan dilaporkan kepada BPOM. Dia menegaskan bahwa TNI tidak akan menutup-nutupi semua gejala yang muncul selama proses penelitian.

“Jadi, semua gejala akan dilaporkan. Nanti tentu saja yang nanti akan menilai adalah BPOM, apakah gejala ini bisa layak dan sebagainya dalam vaksin ya, tetapi itu hal yang biasa," katanya.

Vaksin lainnya, kata dia, juga kerap memicu gejala efek samping.

"Karena vaksin-vaksin yang lain pun ada pegal-pegal badannya, kadang-kadang sakit di tempat suntikan, jadi lemas dan sebagainya, itu semua gejala-gejala tersebut juga barang kali juga muncul pada vaksin-vaksin yang lain," ucapnya. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler