RSUD Ini Akan Beli PCR dari China

Senin, 22 Juni 2020 – 10:16 WIB
Ilustrasi seorang pekerja medis melakukan tes pelatihan walk-in style polymerase chain reaction (PCR). Foto: ANTARA/Reuters

jpnn.com, BOGOR - RSUD Kota Bogor telah mempersiapkan anggaran sebesar Rp350 juta untuk membeli alat tes cepat polymerase chain reaction (PCR) dari China.

“Masih ada berkas yang perlu dilengkapi. Ini PCR  kecil akan didatangkan dari China yang telah sesuai standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia),” kata Direktur RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir.

BACA JUGA: Hasil Rapid Test Massal 32 Orang Reaktif, Wisatawan Cuek, Puncak Tetap Ramai

Ilham menjelaskan, PCR itu hanya memiliki kapasitas sebanyak 24 spesimen swab test per harinya.

Nantinya, alat itu akan dipergunakan untuk membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam melakukan uji Covid-19 kepada orang di lingkaran Covid-19, baik pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasein terkonfirmasi positif, yang membutuhkan test PCR lanjutan.

BACA JUGA: 3 Wanita, 1 Pria di Dalam Vila, Tak Bisa Mengelak

Namun, sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BULD) yang tak menggantungkan diri pada APBD Kota Bogor, dia mengatakan, RSUD juga membutuhkan pemasukan. Karena itu, tak menutup kemungkinan bila PCR itu akan dikomersialkan.

“Kami membeli PCR dari dana BLUD untuk membantu percepatan diagnosa pasien-pasien. Tapi memang kalo ada yang ingin test mandiri juga tak menutup kemungkinan,” kata dia.

BACA JUGA: Gus Kikin Minta Pemakaman Jenazah Covid-19 Sesuai Agama yang Dianut Pasien

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun berupaya untuk meningkatkan uji Covid-19, khususnya swab test.

Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya telah meminta RSUD Kota Bogor segera menghitung biaya untuk membeli PCR.

“Sedang dilakukan prosesnya (membeli PCR) melalui pengadaan oleh RSUD tapi kapasistasnya terbatas,” kata Bima.

Sebagai rumah sakit rujukan, Bima mengatakan, sepantasnya RSUD dapat melakukan uji Covid-19 sendiri. Karena itu, dia memerintahkan RSUD dapat secepatnya mendatangkan alat PCR tersebut.

“Saya sudah perintahkan RSUD harus sesegera mungkin,” tegasnya.

Meskipun demikian, uji Covid-19 yang masif memiliki konsekuensi untuk menyiapkan tempat isolasi. Sebab, semakin banyak yang diuji, semakin banyak pula kasus baru.

“Sudah ada beberapa opsi tempat isolasi, tapi belum bisa saya sampaikan. Beberapa opsi ini masih ada waktu untuk kita mempersiapkan,” kata dia. (ded/c/radarbogor)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler