Rukan di Samarindah Rubuh, 7 Tewas, 5 Terjebak

Jumat, 06 Juni 2014 – 10:40 WIB
Tim pencari masih berusaha menembus reruntuhan, mencari 5 pekerja yang masih tertimbun (inset). Jasad salah seorang pekerja yang tertimpa beton, sesaat sebelum dievakuasi. Foto: Zulkarnaen/Kaltim Post/JPNN Grup

jpnn.com - PENCARIAN pekerja pembangunan rumah kantor (rukan) di Kompleks Cenderawasih Permai Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda yang ambruk memasuki hari kedua.

Sepanjang Rabu (4/6) kemarin, tiga korban meninggal dunia berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. Dengan demikian, tujuh orang tewas sementara lima yang lain masih dalam pencarian.

BACA JUGA: Horor, Suara Tangisan Perempuan dari Pohon Durian

Tim penyelamat gabungan dari berbagai instansi terus bekerja di lokasi kejadian, Kompleks Cenderawasih Permai.

Dini hari kemarin pukul 04.25 Wita, jenazah Jarwo ditemukan. Sementara tubuh Sugiyanto dan Toyo yang tak bernyawa ditemukan pukul 18.36 Wita.

BACA JUGA: Usul Pemberkasan Tanpa SPTJM, Honorer K2 Ancam Demo

Ketiga korban terbaru ditemukan tak jauh dari lokasi Suyaji (32), korban selamat yang terakhir ditemukan pada Selasa (3/6) malam. Pencarian di bagian belakang ruko berdasarkan kesaksian Suyaji yang mengatakan dirinya masih bersama beberapa orang.

Pengangkatan jasad Jarwo terbilang sulit. Jika tim penyelamat tak berhati-hati, tubuhnya bisa hancur tertimpa beton.

BACA JUGA: Tenaga Honorer Tolak Penerimaan CPNS Umum

Akhirnya, setelah melewati pengeboran puing-puing selama enam jam, jasad ditemukan di antara tempat Suyaji dan Paiman (49). Diduga, tubuh Jarwo menahan reruntuhan beton yang akan menimpa kedua orang yang selamat tadi.

Jarwo yang belum diketahui asal dan usianya didapati dalam posisi sujud tertimpa palang langit-langit. Kematian Jarwo diakibatkan bahu dan punggung yang patah karena tertimpa material.

Sementara dua korban lain baru bisa diangkat ketika senja menjelang atau 32 jam setelah tertimbun. Tubuh mereka sudah menghitam.

Sugiyanto diangkat duluan. Dia mengalami cedera parah di dada karena tertimpa tiang. Diduga bahu hingga dadanya remuk. Sementara Toyo diperkirakan sempat hidup sesaat selepas musibah. Dia hanya mengalami cedera ringan dan diduga tewas karena kesulitan bernapas.

Tim penyelamat pun menghadapi aral gendala yang begitu sukar karena rangka besi membuat beton mesti dipotong. Setelah itu, baru bisa dipindahkan. Kedua korban di lantai paling bawah menambah panjang pencarian.

Sofyan, tim penyelamat dari PT Multi Harapan Utama (MHU) Coal mengatakan, tim bisa saja menggali menggunakan ekskavator. "Tapi demi kemanusiaan, kami memilih metode manual," terangnya.

Rukan 17 petak berukuran 103 meter x 15 meter dengan tiga lantai ini ambruk pada Selasa (3/6) pukul 06.25 Wita. Dari 84 pekerja, 14 orang tertimpa material. Tujuh dinyatakan tewas, dua luka-luka, dan lima masih terjebak di bawah reruntuhan. (*/fch/*/dra/*/akb/fel/che/k8)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terdakwa Pidana Pelanggaran Pemilu Kabur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler