jpnn.com, SURABAYA - Rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah berbasis komunitas dinilai memiliki ceruk pasar yang menjanjikan.
Di Jawa Timur, Rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah berbasis komunitas belum berkembang.
BACA JUGA: BTN Gelar Akad Massal SerentakÂ
Hal itu berbeda dengan provinsi lain. Sudah banyak daerah yang membangun rumah subsidi berbasis komunitas.
Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Jatim Soepratno mengatakan, model pengembangan rumah subsidi berbasis komunitas di perkotaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sektor informal.
BACA JUGA: Bisnis Properti Tunggu Momen Melaju Kencang
”Yang paling memungkinkan ialah komunitas UMKM,” katanya, Kamis (9/5).
Bagi pengembang, model pengembangan rumah subsidi berbasis komunitas relatif baru.
BACA JUGA: Warga Asing Kini Dapat Kemudahaan Beli Properti di Indonesia
”Konsepnya bagus. Bagi teman-teman pengembang ini menjadi ceruk pasar baru,” jelasnya.
Komunitas yang dimaksud adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang bergabung dalam komunitas profesi tertentu.
Tahun ini Himperra Jatim menargetkan membangun 12 ribu unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Target pembangunan itu tersebar di seluruh Jatim, kecuali Surabaya.
”Mulai Tuban, Banyuwangi, Pacitan, hingga Madura,” sebutnya.
Dia menambahkan, harga tanah untuk lokasi pembangunan rumah subsidi harus di bawah Rp 150 ribu per meter.
Salah satu yang memenuhi ketentuan itu ialah Madura. Terutama untuk wilayah Madura yang berdekatan dengan Surabaya kebanyakan diminati penduduk Surabaya.
”Di Surabaya, pembeli dan user tumbuh,” ungkapnya.
Berdasar data tahunan, jumlah urbanisasi ke Surabaya tidak kurang dari 60.000 orang. Karena itu, tiap bulan ada sekitar 5.000 orang.
”Tentu kebutuhan membeli rumah pasti tidak mampu beli di Surabaya, belinya di daerah penyangga Surabaya,” terangnya. (res/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jayaland Ubah Masterplan Demi Kota Mandiri
Redaktur : Tim Redaksi