jpnn.com, JAKARTA - Permasalahan gizi masih menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga, terutama pemenuhan gizi ibu dan anak dalam pencegahan stunting.
Untuk kembali mengingatkan pentingnya cegah stunting, Rumah Bunda Sehat (RBS), komunitas penggiat kesehatan masyarakat ibu dan anak, bersama Danone Indonesia dan Human Initiative menggelar webinar edukasi bertajuk “Menjaga Ibu dan Anak Tetap Sehat dan Bugar” yang dihadiri lebih dari 500 ibu di Bekasi secara virtual.
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia dalam sambutannya menyatakan, sejalan dengan visi One Planet One Health, Danone percaya bahwa pencegahan stunting perlu dilakukan dengan menjaga kesehatan manusia maupun lingkungannya.
BACA JUGA: Pelaku Pembunuhan Pengusaha Emas di Jayapura Terancam Hukuman Mati
Melalui berbagai produk nutrisi dan hidrasi maupun program berkelanjutan, Danone Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi pada target pemerintah untuk menurunkan tingkat stunting hingga 14 persen pada 2024.
“Salah satu caranya adalah dengan mendukung kesehatan ibu dan anak melalui kerjasama dengan Rumah Bunda Sehat,” ujarnya.
Terkait pencegahan stunting, banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan anak. Salah satu yang adalah pola asuh dalam keluarga, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak, yang terdiri dari 270 hari saat masih berada di dalam kandungan, dan 730 hari setelah anak lahir.
Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Pusat Safrina Salim SKM, M.Kes, menyampaikan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam kegiatan pencegahan maupun penanganan stunting.
BACA JUGA: Bunga Diajak Pacar Jalan-Jalan Naik Motor, Ternyata Dibawa ke Kebun Karet, Terjadilah
“Pengasuhan memiliki tiga tujuan utama, yaitu memastikan bahwa anak dalam kondisi sehat dan aman, menyiapkan anak untuk menjadi pribadi yang produktif di masa depan, serta mewariskan nilai-nilai budaya. Kualitas hubungan orang tua dan anak dapat menentukan perkembangan anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter.”
“BKKBN sendiri fokus membantu keluarga melalui pendekatan retrospektif, seperti promosi dan KIE pengasuhan 1.000 HPK, dan pemantauan dan intervensi tumbuh kembang anak balita melalui 83 ribu kelompok Bina Keluarga Balita (BKB).”
“Selain itu, kami juga melakukan pendekatan prospektif dengan menjalankan program kehamilan berencana unntuk 66 juta remaja, program pengendalian jarak dan jumlah kelahiran, penerapan pola baru ANC, hingga edukasi tetnang gizi anak, kesehatan reproduksi, dan KB pada 25 juta ibu pascapersalinan,” tambah Safrina.
Tidak dipungkiri, kondisi pandemi seperti ini merupakan tantangan bagi siapapun, terutama orang tua yang tinggal di rumah bersama anak balitanya. Namun, orang tua terutama Ibu tetap perlu tahu cara mengelola rasa stress dan bosan, tetap berdaya dan produktif saat di rumah, sembari memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.
Kepala Seksi Pengarus Utamaan Gender, Bidang Kualitas Keluarga, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi Titiek Nurhayati Purwanto, SH.MM, pada kesempatan yang sama menjelaskan, berdasarkan data yang ada, 1 dari 8 kasus COVID-19 adalah anak-anak, di mana 3-5 persen di antaranya meninggal dunia.
BACA JUGA: Mensos Risma Ajak Masyarakat Tangani Korban Bencana Alam hingga Stunting
Dan 50 persen kasus meninggal adalah anak balita.
“Ibu dapat berperan untuk melindungi keluarga dari infeksi virus COVID-19, mulai dari asupan gizi yang baik hingga memperketat protokol kesehatan,” ujarnya.
Andjar Radite, Vice President Human Initiative berterima kasih atas kerja sama dengan Rumah Bunda Sehat maupun Danone Indonesia, dukungan pemerintah, dan komitmen masyarakat dalam pencegahan stunting.
“Sebagai lembaga kemanusiaan yang bertujuan untuk membangun kemandirian masyarakat, kami fokus membangun pengetahuan dan keterampilan, hingga pemberdayaan masyarakat. Rumah Bunda Sehat merupakan salah satu betuk komitmen kami. Kami harap ini dapat mendorong lebih banyak kolaborasi untuk edukasi kesehatan ibu anak agar bisa sehat dan bugar,” tutup Andjar.(dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad