Rumah Gerakan 98 Beri Penghargaan kepada 7 Tokoh Perawat Kebangsaan

Minggu, 13 Agustus 2017 – 06:01 WIB
Lambang Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Rumah Gerakan 98 mengindentifikasi ada tiga masalah besar yang sedang dihadapi oleh bangsa yang akan genap berusia 72 tahun pada 17 Agustus 2017 nanti.

Menurut Sekjen Rumah Gerakan 98, Sayid Junaidi, ketiga masalah itu adalah fundamentalisme agama, fundamentalisme pasar dan tantangan global yang penuh ketidakpastian.

BACA JUGA: Ingat, Kebinekaan Indonesia Tak Perlu Diperdebatkan Lagi

Rumah gerakan 98 kata Sayid memiliki tanggung jawab untuk mengajak semua elemen bangsa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.

"Kita harus berpegang teguh pada pancasila, UUD 1945, bhineka tunggal ika dengan cara mengkampanyekan semangat 'merawat kebangsaan'," kata Sayid di sela-sela acara pemberian penghargaan di Gedung Komisi Yudisial, Jakarta Pusat, Sabtu (12/8).

BACA JUGA: Serukan Jaga Kebinekaan, Buya Syafii: Perbedaan Itu Hak

Salah satu kampanye 'merawat kebangsaan' itu, rumah gerakan 98 memberikan pengharagaan kepada sejumlah tokoh yang telah melakukan tindakam berani demi tegaknya NKRI dan mampu menjawab tiga tantangan yang sudah disebutkan. Diharapkan penghargaan ini bisa menjadi inspirasi anak bangsa lain.

Tokoh-tokoh yang mendapatkan penghrgaan itu adalah Ketua MUI Ma'ruf Amin yang dianggap mampu merangkul semua golongan dan menciptakan kerukunan umat beragama.

BACA JUGA: TMP Ajak Kalangan Muda Suarakan Pancasila Lewat Parade Kebinekaan

Selain itu, Kapolri Tito Karnavian juga mendapatkan pengharagaan karena dianggap mampu menjaga keamanan tanpa pandang bulu.

Selanjutnya ada Ketua KPK Agus Raharjo yang dianggap mampu membongkar kasus korupsi tanpa memandang jabatan petinggi negara.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjianti juga dapat penghargaan karena dianggap memiliki peran melawan pencuri hasil alam Indoensia.

Tokoh selanjutnya ada Menteri ESDM Ignasius Jonan yang dianggap mampu mengubah mental birokrasi menjadi tenaga yang profesional dan transparan.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi juga diganjar penghargan itu karena dianggap mampu mereformasi PSSI dan keberaniannya mengungkap pejabat yang terndikasi ormas radikal.

Dua tokoh terakhir adalah Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi.

Keduanya dianggap mampu mereformasi sistem pendidikan untuk kembali memaknai pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.

"Hubbul Wathin atau cinta tanah air sebagian dari iman. Karena itu negara kita akan menjadi negara besar dan terhormat di mata dunia," demikian Sayid. (san/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Farhan: Sadar Keragaman Berawal dari Kampus


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler