jpnn.com - PANASNYA persaingan perebutan kursi presiden sempat membuat kalangan dunia usaha waswas dan menurunkan dulu gigi ekspansi bisnisnya.
Pemerintah terus berusaha meyakinkan pebisnis bahwa polarisasi yang tajam antar kedua calon dan pendukung tidak akan mengganggu iklim berusaha di tanah air.
BACA JUGA: Dimainkan Tengkulak, Harga Tembakau Anjlok
Menko Perekonomian Chairul Tanjung (CT) membantah rumor tentang adanya sebagian pengusaha yang telah memindahkan aset finansialnya ke Singapura. Konglomerat pemilik jaringan bisnis CT Corp. itu meyakinkan, kabar tersebut tidak benar karena para pengusaha dan investor terbukti tidak panik dengan eskalasi politik di Indonesia.
CT juga telah menghubungi para konglomerat dan investor untuk mengklarifikasi kabar burung yang tidak jelas sumbernya tersebut. ”Saya meyakinkan bahwa proses pemilu presiden akan berjalan lancar seperti pemilu legislatif sebelumnya,” ujar dia.
BACA JUGA: KAI Dapat Restu Garap Rel Kereta di Pelabuhan Tanjung Priok
Dia juga menemui pengusaha-pengusaha besar di Indonesia dan meminta bisnis mereka tetap berjalan sebagaimana biasa. Untuk meyakinkan pebisnis, CT memberikan garansi pribadi.
”Saya contohkan, semua aset saya ada di Republik Indonesia tidak ada yang dibawa ke luar,” kata pria yang menurut versi majalah Forbes memiliki kekayaan hingga USD 4 miliar atau sekitar Rp 44 triliun tersebut.
BACA JUGA: Tanpa Tiga Hal Ini, Upaya Hidupkan Merpati Sia-sia Belaka
Menurut CT, para pengusaha memang selalu berpikir realistis. Jika memang kondisi keamanan di tanah air memburuk, perekonomian pun akan segera tertular dan hal itu bisa memicu pelaku usaha untuk menyelamatkan aset-asetnya dengan memindahkannya ke negara-negara yang relatif lebih stabil seperti Singapura.
”Tapi, itu tidak perlu dilakukan karena kondisi di sini (Indonesia, Red) aman. Semua terkendali karena pemerintah terus bekerja untuk memastikan proses pemilu berjalan lancar,” ucapnya.
CT kini dapat tersenyum karena tiga hari seusai pemilihan presiden, para pengusaha dan masyarakat sudah meyakini situasi dan kondisi keamanan dan perekonomian tetap terkendali. Persaingan dua calon presiden memang masih panas karena saling klaim kemenangan berdasar hasil hitung cepat lembaga survei.
Namun, pengusaha dan investor justru mengapresiasi prediksi kemenangan Joko Widodo (Jokowi). Karena itu, jangankan membawa aset finansial ke luar negeri (capital outflow), sepanjang pekan lalu justru terjadi aliran modal masuk (capital inflow) dalam jumlah besar. Indikatornya jelas, nilai tukar rupiah yang sebelumnya sempat terperosok bisa bangkit dengan cepat.
Kamis lalu (10/7) atau sehari seusai pemilihan presiden yang menunjukkan unggulnya perolehan suara Jokowi-Jusuf Kalla (JK) menurut mayoritas lembaga survei, nilai tukar rupiah sempat menguat hingga level 11.549 per USD. Itu berarti, dalam periode dua pekan, rupiah sudah menguat 554 poin atau 4,57 persen dari posisi terlemah di 12.103 pada 27 Juni lalu.
Euforia unggulnya Jokowi-JK yang lebih banyak dijagokan investor juga terjadi di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehari pasca pilpres pada Kamis lalu (10/7), indeks harga saham gabungan (IHSG) melesat 73 poin ke level 5.098 karena guyuran dana asing yang mencapai Rp 4,19 triliun pada hari itu. Dengan demikian, sejak awal tahun total terdapat Rp 50,68 triliun dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia. (owi/c10/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirut Merpati Minta Mundur
Redaktur : Tim Redaksi