jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah pihak menilai bahwa paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah beberapa waktu lalu belum tepat sasaran. Paket tersebut belum berhasil membikin kondisi di lantai bursa dan pasar keuangan membaik.
Menyikapi hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pasar bersabar.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Perintahkan Semen Indonesia Bangun Pabrik Baru di NTT
"Paket kebijakan ekonomi tidak bisa disamakan seperti kacang kedelai dan dicampur dengan air yang hasilnya bisa dirasakan langsung," jelas Presiden SBY dalam pengantar rapat bersama tim ekonomi di Kantor Presiden, Kamis (29/8).
SBY menuturkan, setidaknya diperlukan sejumlah tahapan hingga akhirnya bisa dirasakan dampak positif dari pemberlakuan paket kebijakan ekonomi tersebut. "Lazimnya ada satu kurun waktu untuk mendapatkan impact yang tentu kita harapkan," tegas SBY.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menyatakan, kenaikan BI rate 50 basis poin sehingga menjadi 7 persen belum berpotensi krisis moneter. Menurut dia, kondisi perekonomian pada 2008 masih jauh lebih buruk jika dibandingkan dengan saat ini.
"Di Oktober 2008 BI rate mencapai 9,55 persen. Kondisi saat ini terus kita waspadai. Tapi, kalau dibilang krisis, jawabannya tidak," jelas Firmanzah di kompleks Istana Kepresidenan kemarin. (owi/ken/c11/kim)
BACA JUGA: Pemerintah Didesak Cabut Bea Ekspor Bijih Mineral
BACA JUGA: Tak Punya Simpanan Dolar, Dahlan Iskan Merugi 30 Persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Minta Impor Daging Sapi Dievaluasi
Redaktur : Tim Redaksi