Rupiah Awal Pekan Bakal Terseret Pelemahan Dolar Singapura dan Hong Kong

Senin, 27 Januari 2020 – 11:02 WIB
Uang Rupiah. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menurut Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, mata uang kuat Asia, dolar Hong Kong dan Singapura, Senin (27/1) pagi, kompak dibuka melemah. Kemungkinan besar rupiah bakal terseret.

"Kemungkinan rupiah terbawa melemah ditambah secara teknikal rupiah telah menguat cukup tajam pada pekan lalu," kata Lana, di Jakarta.

BACA JUGA: Rupiah Tetap Kuat di Tengah Pelemahan Mata Uang Regional Asia

Di pasar spot Jakarta, pada pukul 10.06 WIB, rupiah bergerak melemah 32 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 13.615 per dolar AS berbanding posisi sebelumnya di level Rp 13.583 per dolar AS.

Lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch pada akhir pekan lalu menetapkan peringkat utang Indonesia tetap BBB dengan outlook stabil.

BACA JUGA: Hyundai Ioniq Diklaim Lebih Ramah Kantong Berbanding Mobil Bensin

Faktor yang mendukung peringkat tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah dibandingkan negara peers dengan peringkat yang sama.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi adalah masih tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural seperti tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal dibandingkan negara peers.

BACA JUGA: Simak Nih Penjelasan IDI Soal Virus Corona, Penyebaran dan Pencegahannya

Di sisi fiskal, Fitch memperkirakan defisit fiskal akan stabil pada 2020. Utang pemerintah diperkirakan masih rendah pada 30,1 persen dari PDB 2019. Dengan outlook yang stabil, Fitch masih akan mempertahankan peringkat BBB hingga tahun depan.

Sentimen lainnya, Ratu Elizabeth II memberikan persetujuan atas rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), yang akan dimulai pada 1 Februari 2020.

Selanjutnya, Inggris mempunyai waktu 11 bulan untuk merundingkan aturan terkait hubungannya dengan Brussels dan mitra-mitra terkait.

Dalam masa transisi tersebut yaitu 1 Februari sampai 31 Desember 2020, Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa dengan segala kewajibannya.

Dengan meninggalkan Uni Eropa, sekitar 60 persen dari ekspor Inggris akan terganggu terkait dengan pengenaan tarif atas barang impor yang masuk ke Uni Eropa yang saat ini tercatat nol persen.

"Namun sentimen pasar tampaknya cukup netral terhadap keputusan ini karena sudah diperkirakan sebelumnya," ujar Lana.

Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp 13.590 per dolar AS hingga Rp 13.620 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 13.612 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.632 per dolar AS. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler