jpnn.com, JAKARTA - Pada perdagangan Jumat sore (19/2), rupiah ditutup melemah 25 point di level Rp14.040 dari penutupan sebelumnya Rp14.025 per dolar AS.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah melemah disebabkan beberapa faktor, baik internal atau eksternal.
BACA JUGA: Duh! Setelah Suku Bunga Acuan Turun Kok Rupiah Melempem
Menurut dia, faktor dalam negeri di antaranya adalah sentimen negatif atas laporan Bank Indonesia terkait Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2020 yang mengalami defisit tipis sebesar USD0,2 miliar.
Hal tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang defisit rendah.
BACA JUGA: Ketua MPR Dukung Pembangunan Pesantren Nur Inka Nusantara di Amerika Serikat
"Namun, bank sentral menegaskan, NPI tetap baik sehingga mampu menopang ketahanan eksternal, sehingga tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19," kata Ibrahim saat dikonfirmasi JPNN.com, Jumat (19/2).
Selain itu, lanjut Ibrahim, surplus NPI 2020 sebesar USD2,6 miliar, melanjutkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar USD4,7 miliar. Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan pada 2020 sebesar USD4,7 miliar dolar AS (0,4 persen dari PDB).
BACA JUGA: Joe Biden: China Akan Merasakan Akibatnya
"Jauh menurun dari defisit pada 2019 sebesar USD30,3 miliar 2,7 persen dari PDB," jelas dia.
Posisi rupiah pun dipengaruhi oleh nilai cadangan devisa yang setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah. Surplus transaksi berjalan pun berlanjut pada kuartal IV 2020, ditopang oleh surplus neraca barang yang meningkat. Pada kuartal IV 2020, transaksi berjalan kembali surplus sebesar USD0,8 miliar 0,3 persen dari PDB, melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar USD1 miliar 0,4 persen dari PDB.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.050-Rp14.080," ungkap Ibrahim.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova menyebutkan, faktor eksternal yang memengaruhi laju rupiah yakni data ekonomi AS yang memburuk.
"Sehingga meningkatkan minat terhadap asset safe haven dan menghindari aset berisiko seperti rupiah," ujar Rully seperti dikutip dari Antara, di Jumat.
Menurut dia, jumlah klaim pengangguran AS meningkat menjadi 861 ribu dibandingkan dengan 848 ribu kaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.
Rully memproyeksikan rupiah selama sepekan ke depan masih akan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal ekspektasi pemulihan ekonomi dan inflasi di AS yang mengakibatkan volatilitas imbal hasil obligasi AS.(mcr10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penjelasan Pengamat soal Rupiah yang Nyungsep Rabu Pagi
Redaktur & Reporter : Elvi Robia