jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi naik menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah hari ini dibuka menguat 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 15.189 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.205 per USD.
BACA JUGA: The Fed Ketok Suku Bunga ke Titik Tertinggi Sejak 15 Tahun, Jadi Sebegini
"Data inflasi AS yang akan dirilis menjadi perhatian pelaku pasar," kata Analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa (14/2).
Menurutnya, pelaku pasar berharap tren penurunan inflasi masih akan terus berlanjut.
BACA JUGA: Rupiah Makin Melemah Hari Ini, Suku Bunga Bakal Naik Lagi?
Data inflasi AS merupakan acuan bagi Bank Sentral AS atau The Fed terkait kebijakan suku bunga yang akan dijalankan.
Kenaikan tingkat inflasi akan berdampak pada kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif sehingga berdampak pada kurang menariknya imbal hasil portfolio di pasar negara berkembang (emerging markets) termasuk pasar keuangan Indonesia.
"Dikhawatirkan terjadi arus modal keluar (capital outflow)," ungkap Rully.
Di sisi lain, rupiah hari ini dipengaruhi juga oleh faktor internal, pelaku pasar menantikan hasil rapat Dewan Gubenur Bank Indonesia (BI) yang akan dimulai besok.
Rully memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak pada kisaran Rp 15.200 per USD hingga Rp 15.300 per USD.
Investor menyesuaikan posisi di tengah kegugupan menjelang indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, karena gambarannya akan menjadi lebih jelas setelah data inflasi Januari dirilis.
Pembacaan IHK diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut di mana suku bunga berpotensi mencapai puncaknya di AS. Sementara inflasi diperkirakan akan turun lebih jauh pada Januari dari bulan sebelumnya, tetapi masih dalam tren di tingkat yang relatif tinggi.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul