jpnn.com - CIPANAS--Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengelar rapat kabinet terbatas di Istana Cipanas, Senin (2/12). Rapat ini membahas kondisi ekonomi terkini. Terutama mengenai pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, dalam rapat ini Presiden meminta jajaran menteri terkait melaporkan langkah yang akan dilakukan pemerintah menanggapi gejolak rupiah tersebut.
BACA JUGA: Pelemahan Rupiah Picu Aksi Spekulasi
"Beliau ikuti perkembangan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan kondisi perekonimian. Beliau minta di update, masing-masing dari menteri teknis memberikan pandangan dan saran yang bisa kita lakukan atau diformulasikan untuk antisipasi hal yang berkaitan dengan tertekannya mata uang kita," ujar Julian di Istana Cipanas, Senin.
Menurut Julian, dalam rapat terbatas itu Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyampaikan pada Presiden bahwa ada dua kondisi yang menjadi faktor penyebab tertekannya nilai tukar rupiah. Yaitu faktor internal atau domestik, dengan adanya defisit transaksi berjalan.
BACA JUGA: DHE Tak Wajib Dirupiahkan
Berikutnya faktor eksternal, di mana saat ini memang ada spekulasi kemungkinan Bank Central Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan tapering off.
"Tadi telah dilaporkan kepada bapak Presiden mengenai langkah-langkah antisipasi bila tapering off benar-benar dikeluarkan di AS. Sementara ini masih berlangsung rapatnya," ujarnya.
BACA JUGA: Aset Perbankan Syariah Rp 227 Triliun
Selain persoalan rupiah, rapat tersebut juga membahas mengenai pertemuan World Trade Organization (WTO) yang mulai digelar hari ini di Bali. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konversi BBM ke BBG Indonesia Tiru Peru
Redaktur : Tim Redaksi