jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan nilai tukar rupiah selama dua tahun terakhir terbilang stabil. Menurutnya, depresiasi rupiah bisa diredam meski perekonomian global terus mengalami tekanan.
SMI -inisial kondang untuk Sri Mulyani- mengatakan, nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) saat ini di Rp 14.247 USD. Nilai rupiah saat ini terdepresiasi sekitar 6,9 persen dibandingkan rata-rata USD pada 2017 di angka Rp 13.384.
BACA JUGA: Pemerintah Usul Cukai Kantong Plastik Rp 30 Ribu Per Kg
Menurut SMI, rupuah mampu bertahan karena kuatnya sinergi antara pemerintah dengan institusi moneter. “Akhirnya stabilitas nilai tukar rupiah dapat dijaga pada kisaran Rp 14.247 per USD,” katanya dalam rapat paripurna DPR dengan agenda penyampaian RUU P2APBN TA 2018 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/7).
BACA JUGA: Ekonomi Global Melambat, Pelaku Pasar Wait And See
BACA JUGA: Cukai Plastik Rp 30 Ribu Per Kg, Inflasi Tidak Terlalu Besar
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, tingkat depresiasi rupiah jauh lebih baik dibanding negara-negara lainnya. “Tingkat depresiasi tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang lainnya di negara-negara berkembang seperti Turki, Argentina, dan Brazil,” tuturnya.
Di sisi lain, menurut dia, realisasi rata-rata tingkat suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) bertenor 3 bulan pada 2018 sebesar 5,0 persen juga lebih baik sebesar 0,2 persen dari target APBN. Sebab, pada tahun lalu pemerintah menargetkan kisarannya di angka 5,2 persen.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Geram ke Sri Mulyani, Begini Alasannya
BACA JUGA: Sekali Lagi, Warning Misbakhun kepada Sri Mulyani demi Kehormatan Jokowi
“Lelang SPN 3 Bulan sepanjang tahun 2018 masih mendapatkan minat yang besar dari investor, walaupun maraknya aksi jual oleh investor asing,” tuturnya.(jawapos.com/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen, Pemerintah Butuh Rp 5.823 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi