jpnn.com, BALIKPAPAN - Dosen Geologi dan Perminyakan STT Migas Balikpapan Kukuh Jalu Waskita meyakini pelemahan rupiah tak memberi dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia.
Seperti diketahui, tren penguatan dolar terhadap rupiah telah terjadi dalam beberapa bulan ini.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, JK: Harus Ada yang Berkorban
Di sisi lain, harga minyak dunia semakin perkasa. Hal itu jelas menguntungkan bagi sektor hulu.
"Secara komersial (pelemahan rupiah) tidak banyak berarti dibandingkan tajamnya penurunan harga minyak. Lain kalau dolar naik dan harga minyak turun. Kinerja keuangan perusahaan migas bisa dipusingkan,” tutur Jalu, Jumat (12/10).
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Penjualan Sepeda Motor Meningkat
Pengamat ekonomi Kaltim Aji Sofyan Effendi mengatakan, penguatan dolar memang menjadi sebuah dilema kalau angkanya terus meningkat.
Pasalnya, kenaikan dolar mengarah pada ekonomi secara makro.
BACA JUGA: Melemahnya Rupiah Tak Gerus Elektabilitas Jokowi?
“Entitas bisnis yang bergerak di bidang impor tentunya akan semakin berat dan di bidang ekspor akan untung,” kata Aji.
Menurutnya, untuk daerah seperti Kaltim tidak perlu memiliki kekhawatiran berlebihan.
Sebab, neraca perdagangan Kaltim tetap menunjukkan nilai yang positif atau surplus.
Pada Agustus 2018, neraca perdagangan ekspor-impor surplus sebesar USD 0,86 miliar.
Namun, nilai impor Kaltim Agustus 2018 mencapai USD 0,54 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 67,21 persen dibanding dengan impor Juli 2018.
Di sisi lain, nilai ekspor berbagai komoditas dari Kaltim pada Agustus 2018 mengalami penurunan cukup besar hingga 14,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Nominalnya dari USD 1,62 miliar pada Juli turun menjadi USD 1,4 miliar.
“Meski ekspor menurun, tetapi kita melihat dari neraca perdagangannya. Neraca perdagangan masih bagus. Berarti Kaltim masih diuntungkan dengan kenaikan dolar,” ungkap Aji. (ctr/aji/ndu2/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Melemah, Sektor Bisnis Ini Paling Diuntungkan
Redaktur & Reporter : Ragil