Rupiah Menguat, Harga CPO pun Terkerek....Cerah lah

Minggu, 11 Oktober 2015 – 06:45 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik tajam. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pulihnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menumbuhkan optimisme bangkitnya perekonomian di tanah air. Terlebih, ada beberapa sektor lain yang menunjukkan perkembangan menggembirakan.

Misalnya industri kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi banyak daerah di kawasan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Rupiah Menguat Tajam, Sektor Ini Juga Bangkit

Sektor yang tahun lalu menyumbang ekspor hingga USD 20,8 miliar (sekitar Rp 280 triliun) itu memang sempat tertekan akibat anjloknya harga CPO, namun kini mulai menunjukkan perbaikan.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan, harga CPO terkerek naik seiring berjalannya program mandatory biodiesel 15 persen tahun ini, sehingga meningkatkan permintaan di pasar domestik.

BACA JUGA: Cegah Asing Mendominasi, UU Perbankan Harus Direvisi

''Selain itu, adanya el nino yang memicu kemarau panjang juga membatasi pasokan CPO sehingga harga terdorong naik,'' ujarnya.

Menurut Fadhil, sepanjang September lalu, harga rata-rata CPO ada di kisaran USD 526 per ton. Namun, sepanjang Oktober ini harganya sudah bergerak naik ke kisaran USD 570 per ton.

BACA JUGA: Awas, Ada Patgulipat di Balik Ekspor Pipa Timah dari DKI Jakarta

''Alhamdulillah harganya sudah cukup baik meskipun masih lebih rendah dibanding harga tahun lalu,'' katanya.

Meski demikian, Fadhil mengakui jika dalam beberapa hari terakhir ini harga CPO tertekan akibat penguatan tajam rupiah dan ringgit. Sebab, penguatan mata uang Indonesia dan Malaysia yang menguasai sekitar 80 persen pasar ekspor CPO dunia tiu dikhawatirkan menurunkan daya saing produk CPO dibanding produk minyak nabati dari negara-negara lain. ''Tapi saya kira harga masih bisa naik lagi,'' ucapnya. (owi/dee)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... ANEH: Daerah Ini Bukan Penghasil Timah Tapi Eksport Sampai 1.000 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler