jpnn.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, terus ke zona hijau dan secara pasti menjadi mata uang terkuat di Asia.
Pada pukul 9.38 WIB, rupiah menguat 58 poin atau 0,41 persen menjadi Rp 14.025 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.083 per dolar AS.
BACA JUGA: Gegara Kentut di Depan Polisi, Pria Ini Didenda Jutaan Rupiah
Pagi ini, mata uang utama Asia memang cenderung menguat di hadapan dolar AS. Hanya yuan China, dolar Singapura, dan baht Thailand yang masih tersendat di zona merah.
"Saya lihat tadi pagi sentimen negatif membayangi pergerakan aset berisiko dengan sentimen kekhawatiran pasar terhadap meningginya wabah dan konflik di regional Asia antara Korut, Korsel, China, dan India," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
BACA JUGA: Rupiah terhadap Dolar AS: Kuat, Kuat, Kuat
Sementara itu, lanjut Ariston, sentimen positif masih datang dari stimulus bank sentral AS The Fed yang besar dan rencana stimulus pemerintah AS sebesar 1 triliun dolar AS untuk infrastruktur.
BACA JUGA: Pasar dan Mal Dibuka, Rupiah Bahagia
"Selain itu ekonomi new normal yang baru mulai aktif di Indonesia, berpotensi menahan penurunan ekonomi di tengah pandemi," ujarnya.
Ia menuturkan rupiah juga bisa mendapatkan sentimen positif dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini bila terjadi pemangkasan.
Kali ini konsensus analis memproyeksikan pemangkasan 25 basis poin.
"Kalau ini dilakukan, bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah karena kebijakan ini bisa membantu meningkatkan aktivitas ekonomi," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak ke kisaran Rp14.000 per dolar AS.
Pada Rabu (17/6) lalu, rupiah menguat 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp14.083 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.090 per dolar AS. (ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha