Rupiah Terombang-ambing Terhadap USD, BI Bilang Begini

Jumat, 18 November 2022 – 06:45 WIB
Kurs rupiah terhadap USD terus terombang-ambing. Ilustrasi - rupiah dan dolar. Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah terhadap USD terus terombang-ambing. Mata uang Garuda ditutup melemah 63 poin atau 0,4 persen ke posisi Rp 15.663 per USD pada Kamis sore (17/11).

Namun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan depresiasi nilai tukar rupiah relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain di kawasan.

BACA JUGA: Rupiah Makin Melemah Hari Ini, Suku Bunga Bakal Naik Lagi?

Nilai tukar rupiah sampai dengan 16 November 2022 terdepresiasi 8,65 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.

"Sementara depresiasi mata uang Korea Selatan tercatat sebesar 10,30 persen (ytd) dan Filipina 11,1 persen (ytd)," ujar Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan November 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

BACA JUGA: Tok! Suku Bunga BI Naik Lagi, Tinggi Banget, Jadi Sebegini

Perry membeberkan kuatnya USD dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global memberikan tekanan pelemahan nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar rupiah.

Indeks nilai tukar USD terhadap mata uang utama (DXY) tercatat berada di level 106,28 pada 16 November 2022 atau mengalami penguatan sebesar 11,09 persen (ytd) selama 2022.

BACA JUGA: Suku Bunga BI Naik Lagi, Siap-siap Risiko Ini Bisa Terjadi

USD sangat kuat karena didorong oleh pengetatan kebijakan moneter yang agresif di AS dan penarikan modal dari berbagai negara ke AS, di tengah melemahnya ekonomi dan tingginya inflasi di Eropa.

Ditambah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global berlanjut hingga saat ini. Aliran keluar investasi portofolio asing menambah tekanan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Investasi portofolio pada triwulan IV-2022 hingga 15 November 2022 mencatat aliran modal asing keluar bersih sebesar USD 300 juta," tuturnya.

Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler