MOSKOW – Sinyal kompromi kembali dimunculkan pemimpin Libya Muammar Kadhafi di tengah gencarnya serangan udara yang dilancarkan pesawat-pesawat NATOSetelah menyatakan bahwa dirinya tidak keberatan mundur lewat mekanisme pemilu, Kadhafi kembali mengisyaratkan siap lengser
BACA JUGA: Selesai Operasi, Chavez Disambuk bak Pahlawan
Kemarin (5/7), seorang pejabat senior Rusia menyatakan bahwa tokoh 69 tahun itu bersedia mundur dari kursi kekuasaannya
BACA JUGA: Pemilu Thailand, Pemerintah RI Ucapkan Selamat
"Secara implisit, Kolonel (Kadhafi) menyatakan bahwa dia siap mundur asal ada jaminan keamanan untuk dirinya (maupun keluarganya)," ungkap pejabat senior Rusia yang identitasnya dirahasiakan itu dalam wawancara dengan harian bisnis Kommersant
Selama ini Moskow (pemerintah Rusia) menjadi sekutu dekat rezim Kadhafi
BACA JUGA: Partai Demokrat Tetap Tak Setuju Amnesti Thaksin
Moskow pula yang mengecam misi udara NATO di Libya telah menyimpang dari mandat PBB.Kabar kesediaan Kadhafi untuk mundur itu berembus sehari setelah Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen berkunjung ke Rusia untuk membahas misi koalisi di Libya dengan Presiden Dmitry Medvedev.
Prancis yang sangat antusias mengakhiri rezim Kadhafi di Libya menyambut sinyal ituPresiden Nicolas Sarkozy dan pemerintahannya pun siap ambil bagian dalam proses lengsernya KadhafiKabarnya, Prancis juga siap mencairkan kembali seluruh aset Kadhafi dan keluarganya yang sudah dibekukanBahkan, Prancis akan membantu Kadhafi menghindari proses hukum di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)
Namun, pemerintah Libya justru membantah kabar itu"Berita soal negosiasi mundurnya Kadhafi atau dialog soal permintaan suaka di luar Libya sama sekali tidak benar," tepis Moussa Ibrahim, juru bicara (jubir) pemerintah Libya, kepada Reuters
Dia menegaskan, Khadafi bukan sosok pemimpin yang suka bernegosiasi’’Sebagaimana Kadhafi berprinsip, kami juga yakin bahwa masa depan Libya hanya bisa ditentukan oleh rakyat Libya sendiriKadhafi adalah simbol sejarah LibyaJadi, rakyat akan mati-matian membela beliau,’’ tutur Ibrahim
Menurut dia, dialog dua arah NATO dan Rusia pada Senin lalu (4/7) hanya membahas soal gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, serta rencana dialog antara pemerintah dan oposisi LibyaSejumlah pakar politik internasional menganggap wajar berbagai sinyal yang dikirim Kadhafi
Sebagai pemimpin yang mulai terpojok karena stok minyak dan keuangan kian menipis, Khadafi berusaha mengacaukan perhatian duniaTerutama, oposisi dan NATOSaat musuh-musuhnya sulit menentukan posisi pasti Kadhafi, dia punya cukup waktu untuk memikirkan strategi perlawanan selanjutnya.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Italia memiliki pandangan yang sama"Saya rasa, ini hanyalah bagian dari propaganda rezim KadhafiSebenarnya, saat ini Tripoli berada pada posisi yang lemahKarena itu, Kadhafi sengaja mengirimkan sinyal yang membingungkan untuk menutupi kelemahannya," terang Jubir Kemenlu Italia Maurizio Massari dari Kota Roma kemarin
Bersamaan itu, rezim Kadhafi justru mengabarkan bahwa mereka sudah menjalin kontak dengan perwakilan oposisi LibyaKonon, dialog damai pemerintah dan oposisi akan terlaksana dalam waktu dekatPerwakilan pemerintah di Tripoli mengaku sudah berhubungan intensif dengan oposisi Libya selama dua bulan terakhir
Tetapi, pemimpin Dewan Transisi Nasional (pemerintah sementara oposisi Libya yang berkedudukan di Benghazi) Mustafa Abdul-Jalil membantah kabar tersebutMenurut dia, rezim Kadhafi tidak pernah menjalin kontak dengan oposisiApalagi, sampai kini oposisi tetap tidak bersedia berdialog dengan rezim Kadhafi’’Kami yakin rakyat sudah tidak menghendaki Kadhafi berada di negeri ini lagiBahkan, jika mati pun, dia tetap harus meninggalkan Libya,’’ tandasnya(AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Antara 8 Peluru, Masih Ada Dua di Tubuh
Redaktur : Tim Redaksi