jpnn.com, JAKARTA - Kasus gagal ginjal akut pada anak yang mengakibatkan 159 meninggal dunia masih menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.
Penyebab terjadinya kasus ini akibat keracunan bahan pelarut obat sirup yang mengandung Ethylene Glycol, Diethylene Glycol, Ethylene Glycol Butyl Ether yang merupakan zat kimia berbahaya.
BACA JUGA: Begini Cara Siloam Mengembangkan Industri Kesehatan
Menyikapi banyaknya kekhawatiran para orang tua, sekaligus sebagai pencegahan di masa mendatang, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menggelar edukasi bertajuk 'Kenali Gejala dan Penanganan Gagal Ginjal Akut Pada Anak' baru-baru ini.
"Ginjal merupakan organ ekskresi yang membuang sisa metabolisme di tubuh, dan membantu memproduksi sel darah merah perlahan rusak, karena adanya kandungan senyawa kimia berbahaya yang masuk ke tubuh," kata Dokter Spesialis Anak dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Rizqi A Wicaksana Sp.A.
BACA JUGA: Kasus Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Sudah Mengantongi Calon Tersangka
Sebagai pemahaman dasar, lanjutnya, gejala gagal ginjal pada anak bisa dikenali dari produksi urine kurang dari 1 mililiter per kilogram berat badan per jam selama 6 jam. Selain itu, adanya keluhan penyerta seperti demam, muntah, tidak nafsu makan dan lainnya.
"Jika ditemukan salah satu dari gejala tersebut segera periksakan kepada faskes atau rumah sakit yang bisa melakukan pemeriksaan darah sederhana, seperti ureum, kreatinin dan urinalisis," sambungnya.
BACA JUGA: 2 Penderita Gagal Ginjal Akut di Aceh Masih Dirawat
Ditambahkannya memperbanyak konsumsi air putih turut membantu menurunkan risiko gagal ginjal akut. Urine yang baik adalah yang berwarna kuning jernih.
"Jika ditemukan urin berwarna lain ataupun berwarna merah darah menunjukan pertanda bahwa ada masalah pada kesehatan tubuh," imbuhnya.
Pada anak, laju filtrasi glomerulus (LFG) sering menjadi indikator utama dalam memantau fungsi ginjal, yaitu kecepatan filtrasi volume plasma melalui ginjal per unit waktu perluas permukaan tubuh. Pre-renal dan Post- renal. Normalnya, lebih besar atau sama dengan 100%.
"Apabila ditemui di bawah atau sama dengan 60%, dokter akan melakukan tindakan atau pengobatan lanjutan atau bahkan dapat menegakkan diagnosis," jelasnya.
Jangan lupa juga menerapkan pola hidup sehat kepada anak. Salah satunya dengan pencegahan, melalui cuci tangan secara berkelanjutan, istirahat yang cukup dan konsumsi makanan sehat, bersih dan bergizi.
Serta memperhatikan produksi urine anak, dan menggunakan resep dokter yang terpercaya dari apotik resmi atau di rumah sakit. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad