"Untuk menghindari kekerasan, Pilkada DKI Jakarta perlu menjadi contoh," tutur Ryaas, dalam diskusi di press room Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senayan, Jakarta, Jumat (15/1).
Menurut Ryaas, bukan hanya dalam bentuk pengaturannya, tapi sikap para kandidat yang mau menerima kekalahan dari kandidat juga harus dicontoh
BACA JUGA: KPU Sekarang Dinilai Terburuk
"Saat Fauzi Bowo diumumkan menang dari lembaga survei berdasarkan quick count, pasangan yang kalah (langsung) menerima dan menyampaikan ucapan selamat," katanya.Sementara dari sisi regulasi, kata Ryaas pula, kekerasan itu juga dapat terhindarkan bila yang disahkan kemenangannya mendapat suara 50 persen plus satu
"Keributan itu juga dipicu oleh provokasi, (dan) pelaksanaan yang tidak ikhlas
BACA JUGA: Ketua DPR Sesalkan Cara Kerja Pansus Century
Dalam pilkada, sekecil apapun kecurangan itu, akan terus dibesar-besarkan karena elit kita tidak siap kalah," katanya.Sementara itu, anggota DPD asal Sumatera Barat, Alirman Sori, mengatakan bahwa keributan yang terjadi bukan karena ulah pemilih
BACA JUGA: Kewenangan Gubernur Perlu Diatur Lagi
"Sengaja diciptakan oleh kelompok tertentu dan diskenariokan oleh orang yang ingin mengacau," ucapnya(awa/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Anggodo Bakal Meluas
Redaktur : Tim Redaksi