jpnn.com - DENPASAR – Saat bangun tidur, Tawan alias Sutawan alias I Wayan Sumardana, warga Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Manggis, Karangasem, kehilangan tangan kirinya. Kok bisa? Benar-benar hilang. Karena memang sama sekali tidak kelihatan.
Bersama istri dan anak-anaknya, Tawan pun mencari tangan kirinya yang hilang itu.
BACA JUGA: Andal dan Punya Spesialisasi, tapi Maaf Tak Boleh Berkembang Biak Selama Dinas
“Tidak sekadar mati rasa. Memang benar-benar hilang. Tangan kiri tidak ada. Seperti mimpi. Setelah beberapa jam dicari, tiba-tiba anak saya melihat tangan kirinya kembali ada. Tapi, mati rasa,” sambungnya seperti dilansir Bali Express (Grup JPNN), kemarin.
Saat itu, dia menduga mengalami stroke ringan. Berharap tangannya bisa berfungsi normal, dia pun memeriksa ke Rumah Sakit Karangasem. Hasilnya, kondisinya dinyatakan baik-baik saja.
BACA JUGA: Terungkap! Model Asal Jakarta Dibanderol Rp15 Juta, Medan Rp10 Juta Aja
“Dokter saja bilang aneh. Tensi saya tetap stabil. Tapi tangan tidak berfungsi. Saya mengira ini kena penyakit Bali,” tuturnya.
Kisah memilukan itu nyaris membuat dia dan keluarganya terpuruk. Bak jatuh tertimpa tangga, karyawan bengkel lasnya yang berjumlah enam orang meninggalkan dirinya satu per satu. Begitu juga delapan orang yang membantunya mengumpulkan rongsokan, satu per satu pergi, hanya menyisakan dua orang.
BACA JUGA: Ada Kabar Buruk Dari PDAM Nih
Akibatnya, barang rongsokan dibiarkan menumpuk karena tidak ada tukang sortir. Praktis, kondisi itu membuatnya semakin pusing tujuh keliling. Dia tidak bisa bekerja sendiri hanya dengan mengandalkan tangan kanan.
Apalagi, pekerjaan sebagai bengkel las dan pengepul barang rongsokan, lebih banyak menggunakan otot.
“Kalau hanya mengandalkan istri, juga tidak mungkin, kasihan dia,” imbuh pria lulusan Teknik Elektro SMK Rekayasa, Denpasar 2002 lalu, itu.(*/kadek mertawan/rdr/mus/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren! Warga di 4 Desa Bayar Listrik Pakai Singkong dan Pisang
Redaktur : Tim Redaksi