jpnn.com - SEKITAR 600 kepala keluarga di empat desa di Probolinggo, Jawa Timur, memiliki kebiasaan unik saat membayar listrik. Betapa tidak, setiap melunasi tagihan listrik bulanan, mereka hanya membayarnya dengan singkong, pisang, bebek, ayam atau yang lainnya. Keempat desa itu adalah Desa Andung Biru, Desa Tiril, Desa Sumber Duren, dan Desa Roto. Kebiasaan ini berlangsung sejak 2011 silam.
Aliran listrik di empat desa itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) kapasitas 40 kiloWatt (kW). Pembangkit ini merupakan bantuan dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). "Sekitar 1990an, desa-desa di sini ketika malam hari gelap gulita, tak ada listrik. Saya bersama warga yang lain berinisiatif membangun PLTMH sendiri, tapi kapasitasnya masih sangat kecil, hanya 16 kW dan hanya mampu melistriki beberapa puluh rumah saja," ujar M. Rosid, warga Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/1/2016).
BACA JUGA: Delay Lagi Hingga Empat Jam, Penumpang Emosi Lalu Pukul Petugas Lion Air
Lebih lanjut, Rosid mengungkapkan, pada 2011 PGN bekerjasama dengan Universitas Brawijaya memberikan bantuan satu unit PLTMH kapasitas 40 kW.
Dengan memanfaatkan aliran Sungai Pekalen, listrik yang dihasilkan mampu menerangi sekitar 600 rumah di 4 desa. "Alhamdulillah, malam hari desa-desa di sini jadi terang, anak-anak bisa belajar, keluarga bisa nonton televisi setiap hari," ungkap Rosid.
BACA JUGA: Lagi Mancing, Ada Mayat Tanpa Busana Mengapung
Menurutnya, di setiap rumah empat desa tersebut terdapat meteran listrik, dan setiap bulannya pemakaian listriknya dicatat oleh petugas koperasi yang dikelolanya bersama beberapa warga lainnya.
Namun yang berbeda, warga di sana tidak menggunakan uang saat membayar tagihan listrik. Warga menggunakan hasil kebun untuk membayar listrik. “Ada yang menggunakan singkong, pisang, bahkan ada yang bayar pakai bebek, ayam dan macam-macam," kata Rosid
BACA JUGA: Mau Antar Makanan buat Suami, Nenek Tewas Tertimpa Tebing
Rosid mengatakan, bagi warga desa yang ekonominya masih lemah, tidak perlu bayar listrik alias gratis. "Warga desa banyak terimakasih ke PGN, karena selain diberi pembangkit listrik, PGN juga memberikan bantuan pembangunan sekolah dan rumah ibadah," tutup Rosid.
Kepala Komunikasi Korporat PGN, Irwan Andri Atmanto mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PGN juga memiliki tanggung jawab bersama-sama pemerintah untuk membantu mensejahterakan rakyat Indonesia.
"Kami senang bisa membantu masyarakat di empat desa di Ponoroggo, sehingga mereka bisa bersama-sama dengan PGN bisa memanfaatkan sumber daya alam di sana untuk menjadi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat, untuk keperluan sehari-hari, maupun meningkatkan perekonomiannya dengan membuka usaha kripik, kue, hingga pengeringan kopi," tutup Irwan. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruan Daftar Nikah Gratis di Pesawat TNI AU, Hanya untuk 47 Pasangan
Redaktur : Tim Redaksi