Saat Darah Sudah Mengucur, Dokter Ranisa Melawan Sekuat Tenaga, Akhirnya...

Kamis, 21 Januari 2021 – 17:42 WIB
Kondisi dokter Ranisa Larasati 14 hari setelah kejadian 20 Desember 2020. Foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Dokter Ranisa Larasati menceritakan kronologi penganiayaan sadis yang dialaminya pada 20 Desember 2020.

Pelakunya bernama Abdul Jabar, sekuriti Hotel Bamboo Inn Palmerah, Jakarta Barat.

BACA JUGA: Abdul Jabar Gagal Mencium Dokter Ranisa di Dalam Lift, Selanjutnya Terjadi Hal Mengerikan

Dokter lulusan Universitas Padjajaran itu masih ingat detail peristiwa sebulan lalu tersebut.

Dalam kanal YouTube pribadinya, dokter Ranisa yang kini tampil berhijab itu menceritakan, dirinyadi pukul Abdul Jabar tidak hanya sembilan kali tetapi lebih dari itu.

BACA JUGA: Detik-detik Dokter Ranisa Ditarik Abdul Jabar ke Ruangan Kosong, Ya Ampun

Dia menyebutkan, pemukulan terjadi di dua lokasi di lantai enam hotel tersebut.

"Kasus ini memang sudah selesai ditangani polisi, pelakunya juga telah ditahan. Namun, saya pengin membagikan cerita tentang kronologi penganiayaan yang saya alami," tutur Anis, sapaan akrab dokter Ranisa.

BACA JUGA: NIP dan SK PPPK Sudah Diserahkan, Ditarik Lagi Oleh BKN?

Menurut dokter Ranisa, penganiayaan pertama terjadi saat keluar pintu lift lantai enam.

Saat itu hanya dalam hitungan beberapa menit tiba-tiba dia merasakan kepalanya dipukul pakai benda tumpul yang belakangan diketahui kunci Inggris.

Belum hilang rasa kagetnya, Ranisa merasakan dipukul berkali-kali oleh Abdul. Dia mengira-ngira dipukul 20 sampai 30 kali.

Karena dipukul bertubi-tubi, Ranisa berteriak minta tolong dan melakukan perlawanan. 

"Saat itu darah sudah mengucur, kacamata saya lepas, demikian juga masker dan sepatu. Saya melawan sekuat tenaga sampai tangan saya lebam,' terangnya.

Tidak puas menganiaya Ranisa di depan pintu lift, Abdul kemudian menyeret sang dokter ke ruangan mirip gudang.

Di dalam gudang itu hanya ada selimut dan kardus. Lagi-lagi Ranisa dipukuli 30 sampai 40 kali karena pelaku takut perbuatannya diketahui orang.

Ranisa melawan dan berteriak minta tolong.

Merasa terganggu dengan teriakan Ranisa, Abdul membentak kuat. Ranisa pun terdiam dan berpikir keras untuk tidak melawan tetapi mengajak Abdul bicara.

"Saya tanya kamu mau uang? Kalau mau saya ada uang. Dia jawab iya karena butuh tambahan untuk istrinya melahirkan. Waktu itu di dompet hanya ada Rp 120 ribu sampai Rp 140 ribu," cerita Ranisa.

Setelah menerima uang, Abdul mengancam Ranisa agar tidak membocorkan peristiwa itu kepada orang lain. Ranisa berjanji akan menutup rapat-rapat.

"Saya bilang kalau ketemu orang akan saya bilang jatuh dari tangga sampai kepala berdarah. Setelah itu dia baru mau bebaskan saya,' kisahnya.

Abdul kemudian meminta Ranisa cepat pergi dari hotel.

Namun, karena kacamata lepas, Ranisa tidak bisa berjalan dan meminta bantuan Abdul. 

Sempat menolak tetapi kemudian Abdul mau juga membantu mencarikan kacamata Ranisa.

Dengan sekuat tenaga Ranisa yang badannya penuh darah kembali ke basement dan mengendarai mobilnya menjauh dari hotel tersebut.

Sampai kemudian dia bertemu warga yang berada di sekitar hotel dan kemudian menolongnya.

Atas kejadian itu, dokter Ranisa harus mendapatkan 60 jahitan di kepala dan dirawat intensif enam hari di rumah sakit.

"Banyak yang bertanya kenapa saya dipukul berkali-kali masih kuat, itu karena kekuasaan Allah. Yang ada di pikiran saya saat itu berjuang untuk tetap hidup dan harus kuat," tandas dokter Ranisa Larasati. (esy/jpnn)

 

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler