jpnn.com - Pada 1930, pabrikan kapal di Kota Rotterdam, Belanda membuat kapal SS. Kota Tjandi. Nama itu diinspirasi penemuan Candi Muara Takus, di Pulau Sumatera. Kapal itu akhirnya karam diserang NAZI saat Perang Dunia 2.
Wenri Wanhar – Sumatera
Cornet De Groot, seorang insinyur pertambangan Belanda yang sedang menjelajah ke pedalaman Sumatera, pada 1858 mendapati reruntuhan negeri tua.
Mulanya dia mengira itu bekas benteng Inggris. Setelah mencermatinya baik-baik, Groot beranggapan itu sisa-sisa peradaban Hindu. Dari rakyat setempat, dia beroleh kabar negeri itu bernama Koto Candi.
Groot lantas menulis naskah bertajuk Kota Tjandi. Dimuat dalam Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkenkunde, edisi 1860.
Baca juga: Kota Tjandi
Tujuh belas tahun kemudian, 1877, naskah Groot memancing G Du Ruy van Best Holle menulis Beschrijving van de Hindoe, cudheden te Moeara Takoes (Lukisan Bangunan Purbakala dari Zaman Hindu di Muara Takus).
Van Best Holle menguraikan kisah tentang seni arsitektur negeri tua di Sumatera yang persis dilintasi garis khatulistiwa.
Tak berhenti di situ. Tiga tahun setelahnya, seorang ilmuwan Belanda mengadakan penelitian ke Kota Candi. Namanya W.P. Groeneveld.
Beda dengan naskah-naskah sebelumnya, hasil penelitian pada 1880 itu menjelaskan, situs purbakala tersebut adalah bangunan Buddha yang terdiri dari biara dan beberapa candi.
Temuan para ilmuwan Belanda di Sumatera bagian tengah inilah yang menginspirasi NV Wilton´s Maschinefabriek & Scheepswerf, perusahaan perkapalan Belanda yang bermarkas di Kota Rotterdam membuat kapal SS. Kota Tjandi, pada 1930.
Nama kapal laut Belanda itu, persis dengan judul tulisan De Groot, orang yang digadang-gadang sebagai penemu Candi Muara Takus, di tepi Sungai Kampar Kanan, Riau.
Dalam catatan sejarah, SS. Kota Tjandi kemudian hari dimiliki Koninklijke Rotterdamsche Lloyd NV (W. Ruys & Zonen) yang juga berkantor di Rotterdam.
Bila ingin tahu lebih jauh tentang kapal SS. Kota Tjandi, sila berselancar di dunia maya dengan kata kunci itu. Bila pas, Anda akan dipertemukan dengan situs arsip berbahasa Belanda yang tak hanya menginformasikan bobot tonase dan keterangan teknis. Bahkan siapa nama kapten kapalnya pun ada.
SS. Kota Tjandi ternyata hanya berusia 13 tahun. Pada 30 April 1943, kapal itu karam dalam sebuah serangan di lautan Samudera Atlantik. Dekat daerah Freetown, Sierra Leone. Perairan di antara Liberia dan Dakar.
Kala itu, Perang Dunia 2 sedang seru-serunya. Penyerangnya bukan pula sembarangan. Yakni, kapal perang Jerman yang dinakhodai Werner Henke, satu di antara pahlawan legendaris NAZI. (wow/jpnn)
BACA JUGA: Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Organisasi Pertama yang Diikuti Bung Karno
Redaktur & Reporter : Wenri