Saat Hasto dan Eriko Bergaya Betawi di Khitanan Massal PDIP, Lihat yang Terjadi

Sabtu, 23 Oktober 2021 – 17:26 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga bergaya Betawi saat acara khitanan massal di kantor partainya, Sabtu (23/10). Foto: DPP PDIP.

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bergaya Betawi saat menghadiri khitanan massal di kantor pusat partainya, Sabtu (23/10).

Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga yang hadir di acara itu juga berdandan ala Betawi.

BACA JUGA: Rayakan Maulid Nabi, PDIP Gelar Khitanan Khas Budaya Betawi

Awalnya Eriko memimpin arak-arakan delman berisi peserta sunatan massal.

Rombongan sunatan massal itu berangkat dari Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Banteng Vs Celeng, Hasto Anggap Pernyataan Rudy Solo Hanya Obrolan Warung

Mereka bergerak menunjuk kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Setibanya di kantor pusat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu, Eriko dan rombongan disambut langsung Hasto Kristiyanto selaku tuan rumah.

BACA JUGA: Indonesia Juara Piala Thomas, PDIP: Tak Lepas dari Energi Positif Jokowi 

Baik Hasto maupun Eriko sama-sama mengenakan pakaian adat Betawi.

Sebelum masuk ke kantor PDIP, Eriko menyetop rombongannya dan meminta izin kepada Hasto selaku sahibulbait.

“Assalamualaikum. Permisi Bang Sekjen, aye dan rombongan mau numpang lewat, nih,” kata Eriko.

Hasto pun langsung merespons.

“Entar dahulu. Bismillah dahulu. Ente mau lewat sini, ente mesti lewatin duahuku jagoan gue,” kata Hasto menjawab.

“Boleh, ane punya jagoan buat diadu,” kata Eriko menimpali tantangan Hasto.

“Ane juga punya. Banteng mah harus berani,” timpal Hasto.

Eriko lalu memanggil seorang anak berkostum pencak silat dari rombongannya.

Memegang sebuah golok, bocah perempuan itu lalu menampilkan sejumlah jurus silatnya.

“Luar biasa,” kata Hasto mengekspresikan kekagumannya.

Setelah itu, Eriko kembali maju. Dia memanggil tiga anak laki-laki dari rombongannya.

Salah satu jagoan Eriko itu pun berpantun.

"Bang, abang orang Betawi, aye orang Betawi. Namanya orang Betawi, selangkeh due langkeh pasti punya yang namanya mainan.”

"Jadi, ibarat punya tanah tanemin sawi, badan basah sehabis mencangkul. Jangan sebut anak Betawi, kalau tak bisa main pukul,” lanjutnya.

Ketiga anak tersebut lalu unjuk kebolehannya bermain silat.

Acara dimulai dengan palang pintu dan saling berbalas pantun.

Hasto dan Eriko terpingkal-pingkal mendengar anak-anak berbalas pantun dengan kata-kata yang mengocok perut. Tepuk tangan meriah pun menggema.

Atraksi pencak silat menambah acara tersebut kian semarak.

Usai mereka, ada dua anak muda berpakaian hijau dan merah maju ke gelanggang.

Keduanya mengeluarkan jurus-jurus.
keduanya seakan sparring partner yang menunjukkan jurus silat sebagai seni bela diri.

Eriko Sotarduga mengatakan walau acara khitanan bersifat keagamaan, pihaknya sengaja memadukannya dengan budaya Betawi.

Hal ini sejalan dengan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang selalu mendorong budaya keindonesiaan tak ditinggalkan di tengah modernisasi maupun kebiasaan keagamaan yang hidup di masyarakat.

“Semoga semangat ini selalu kita hidupi. Kita sudah membuktikan bahwa memadukan hal ini menyenangkan,” kata Eriko. (boy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler